Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Amankan Air, Pangan, dan Energi sampai 1.000 Tahun

Kompas.com - 14/10/2014, 11:40 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden (Wapres) Boediono mengatakan air, pangan, dan energi adalah sumber kehidupan manusia. Setiap negara mutlak mengamankan air, pangan, dan energi bagi kelanjutan kehidupan bangsa.

Dalam peluncuran “Skenario Bandung: Skersa Energi Indonesia 2030”, Boediono bahkan menyebut, negara perlu mengamankan air, pangan, dan energi tidak hanya sampai 2030, namun sampai 1.000 tahun lagi. “Mengamankan air, pangan, dan energi tidak hanya sampai 2030 tapi sampai 1.000 tahun lagi,” kata dia, di Jakarta, Selasa (14/10/2014).

Boediono menilai, empat “Skenario Bandung” memberikan dua keuntungan. Pertama, dengan adanya “Skenario Bandung” maka setiap pihak “dipaksa” untuk ikut memikirkan penanganan sektor energi.

“Memaksa kita melihat ke depan adalah penting bagi kita. Energi kebutuhan sehari-hari,” kata dia.

Tanpa ada forum dan output yang memaksa semua orang memikirkan energi masa depan, maka ketahanannya akan terancam. Skenario Bandung memperikan arahan untuk mengantisipasi apa yang akan terjadi hingga 2030.

“Keuntungan kedua, ini merupakan forum untuk menyatukan pandangan, bahasa dari stakeholders yang bermacam-macam. Sehingga, bahasanya juga tidak sangat teknis yang hanya bisa dibaca oleh segelintir orang,” kata Boediono.

“Skenario Bandung” lanjut dia, bahasanya lebih umum dan mudah dimengerti dan dipahami semua pemangku kepentingan, khususnya di sektor energi. “Dan ini penting dalam demokrasi, karena energi ini stakeholdersnya banyak. Prakteknya, salah satu contoh, untuk menggoalkan satu proyek saja harus berkonsultasi kepada banyak pemangku kepentingan,” kata Boediono.

Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), Kuntoro Mangkusubroto mengatakan, empat skenario yang paling mungkin bagi sektor energi Indonesia pada 2030 telah dihasilkan oleh 28 anak bangsa, disebut “Skenario Bandung”.

“Skenario ini disusun oleh 28 anak bangsa, yang dipilih sangat selektif, dan bersedia dua pekan untuk masuk dalam camp, dan memikirkan energi di Indonesia,” kata dia.

Kuntoro mengatakan, kompleksitas energi tercermin dari penyusunan Skenario Bandung ini. Partisipan sebanyak 28 orang itu ada yang berlatarbelakang wakil menteri, anggota parlemen, anggota partai politik, anggota lembaga swadaya masyarakat, akademisi, pengusaha, dan lain-lain.

Dia bilang, berkumpulnya tokoh-tokoh yang bukan hanya berbeda pemikiran, latar belakang, namun juga mazhab dalam pengelolaan energi tersebut, menunjukkan optimisme baru bagi sektor yang kini tengah dibelit dengan beragam persoalan dan ketidakpastian ini.

Beberapa yang terlibat dalam "Skenario Bandung" antara lain, Faisal Basri, Kardaya Wanika, Rida Muljana, Hindun Mulaika, Tri Mumpuni, Darmawan Prasodjo, Afdal Bahaudin, Nur Pamudji, Mas Achmad Santosa, Dharmawan Samsu, Budiman Sujatmiko, Bob Kamandanu, Arsyad Rasyid, Paulus Tjakrawan, Triharyo Indrawan Soesito, Widyawan Suriaatmadja, Wahid Sutopo, dan masih ada nama besar di bidang energi lainnya. (baca: "Skenario Bandung" untuk Energi Masa Depan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com