Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saran untuk Jokowi Agar Popularitasnya Tidak Hilang Saat Naikkan Harga BBM

Kompas.com - 14/10/2014, 13:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Chief Executive Officer PT Schroder Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi menyarankan, sebelum menaikkan harga bahan bakar minya (BBM) bersubsidi, presiden terpilih Joko Widodo harus memberikan insentif terlebih dahulu.

Hal tersebut dilakukan, guna menghilangkan dampak berkurangnya popularitas dari mantan Walikota Solo tersebut.

"Insentif dulu, baru naikkan harga BBM. Jadi jangan sama seperti presiden-presiden lalu, tapi Jokowi perlu komunikasi baik dengan masyarakat. Dengan cara ini, popularitas enggak akan pudar," kata Michael di Jakarta, Senin (13/10/2014).

Adapun dana insentif tersebut, bukan Bantuan Langsung Tunai (BLT) berbentuk uang. Tetapi, dengan mengalihkan ke sektor pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat.

Lebih jauh dia mengatakan, jika Jokowi menaikkan harga BBM tahun ini, dirinya memiliki kemudahan juga tanpa meminta restu dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Kalau naikkan harga di tahun depan, Jokowi perlu izin lagi ke DPR. Ya kalau DPR mau menerimanya, jika dipersulit bagaimana. Kita tahu sendiri kondisinya seperti apa," ucapnya. (Seno Tri Sulistiyono)

baca juga: JK: Sehari Tunda Kenaikan Harga BBM, Rp 1 Triliun Menguap

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com