Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Pemerintah Perlu Rogoh Insentif untuk Bangun Kilang Minyak

Kompas.com - 14/10/2014, 15:01 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah baru diharapkan mau menggelontorkan insentif agar rencana pembangunan kilang yang selama ini jalan di tempat bisa segera terealisasi.

Pengamat energi, Darmawan Prasodjo menaksir, untuk membangun kilang minyak berkapasitas 300.000 barel per hari setidaknya dibutuhkan anggaran sebesar 70 miliar dollar AS. “Bangun kilang memang kurang menarik, karena IRR (imbal baliknya) rendah. Tapi untuk kedaulatan energi kita, saya kira pemerintah harus memberikan insentif,” kata dia, di Jakarta, Selasa (14/10/2014).

President Commissioner Ametis Energi Nusantara itu mengatakan, jika memiliki kilang yang cukup, Indonesia akan lebih hemat dalam importasi produk minyak. Saat ini, dari 900.000 barel minyak yang diimpor, sebanyak 250.000 berupa minyak mentah. Sisanya, atau mayoritas adalah produk minyak.

“Kita tidak punya kilang yang cukup. Kapasitas kilang kita saat ini 1,039 juta barel. Padahal kebutuhan 1,5 juta barel,” ucap politisi PDI-Perjuangan itu.

Menurut dia, impor minyak mentah bisa jauh lebih hemat daripada produk minyak. Sebab, impor minyak mentah biasanya dilakukan government to government (G2G). Sementara itu, impor produk minyak biasanya dari kilang-kilang minyak yang dimiliki oleh korporasi, atau business to business (B2B).

Menurut Darmawan, mengubah struktur impor minyak, dari mayoritas berupa produk minyak menjadi minyak mentah ini penting untuk dilakukan pemerintah baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com