Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Terus Turun, Apakah Harga BBM Tetap Naik?

Kompas.com - 15/10/2014, 09:00 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Harga  minyak mentah atau west texas Intermediate (WTI) terus menurun ke level terendah sejak November 2012.  Namun, penurunan harga minyak dinilai tidak akan menahan rencana pemerintah menaikan harga bahan bakar bersubsidi (BBM).

Harga minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November jatuh 3,90 dollar AS menjadi ditutup pada 81,84 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange, Selasa (14/10/2014) waktu setempat.

Pelemahan harga minyak mentah global terjadi di tengah spekulasi cadangan minyak Amerika serikat Meningkat ditambah dengan perlambatan ekonomi global. Di sisi lain, organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) belum berencanan memangkas produksinya membuat supply menumpuk.

Lana Soelistianingsih, ekonom Samuel Asset Menagement mengatakan rencana kenaikan harga BBM yang akan dilakukan pemerintah pada November mendatang lantaran kuota  BBM yang telah ditetapkan dalam APBNP 2014 sebesar 48 juta kiloliter (Kl) hanya tersisa 1,4 juta kl. “Pertamina menyebut kuota tersebut hanya akan cukup hingga November,” kata Lana.

Menurut Lana, penurunan harga minyak global tetap tak membuat kuota tersebut cukup hingga akhir tahun. Jalan yang harus dilakukan pemerintah adalah menaikkan BBM atau beralih menggunakan pertamax.

Lana menambahkan masalah kuota BBM hanya bisa diubah melalui persetujuan DPR sehingga tidak mungkin pemerintah melakukan review lagi terhadap APBNP 2014. “Jadi memang pilihan yang harus dilakukan adalah menaikkan BBM,” ujarnya.

Lebih lanjut, Lana menjelaskan, penurunan harga minyak global hanya berdampak pada beban anggaran. Ia mengatakan setiap rupiah melemah Rp 100 dari asumsi Rp 11.600 pada APBNP 2014,  defisit anggaran akan bertambah Rp 3 triliun. Sementara setiap penurunan harga minyak Indonesia (ICP) turun 5 dollar AS per barel dari asumsi ICP 105 maka defisit akan berkurang Rp 1 triliun.

Jika saat ini rupiah telah menyentuh level Rp 12.000  atau naik Rp 400 dari asumsi APBN maka menambah defisit Rp 12 triliun. Sementara jika ICP September tercatat turun seiring dengan penurunan WTI menjadi 94,97 dollar AS per barel atau turun 10,03 dollar AS dari asumsi mengurangi defisit Rp 10,03 triliun. (Dina Mirayanti Hutauruk)

baca juga: Saran untuk Jokowi Agar Popularitasnya Tidak Hilang Saat Naikkan Harga BBM

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com