Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipimpin Tiongkok, Asia Jadi Pemimpin Pertumbuhan Ekonomi Global

Kompas.com - 16/10/2014, 14:27 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Episentrum perekonomian dunia kini sedang berpindah dari kawasan Amerika Serikat dan Eropa ke Asia. Dipimpin oleh Tiongkok, sepuluh negara di Asia (Asia-10), termasuk India, Indonesia, dan Korea Selatan, kini memiliki produk domestik bruto yang hampir sama dengan AS, yakni sekitar 16 triliun dollar AS.

Ekonom Bank DBS, Gundy Cahyadi, menjelaskan bahwa lima tahun terakhir ini Amerika Serikat tumbuh di kisaran 2 persen. Namun, pada tahun ini, pertumbuhan ekonominya diperkirakan lebih rendah dari dua tahun terakhir.

Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat ditaksir hanya di kisaran 1 persen. Pertumbuhan ekonomi di Eropa sedikit positif, setelah sebelumnya selalu negatif. Ekonomi Eropa diperkirakan tumbuh 0,3-,4 persen. Sementara itu, walaupun PM Shinzo Abe menargetkan pertumbuhan 2-3 persen, Jepang masih diperkirakan tumbuh hanya di kisaran 1 persen.

"Di saat major economy mengalami kondisi seperti itu, Asia kuat. Asia itu bisa tumbuh 6,2-6,5 persen, walaupun tidak ada bantuan dari AS, Eropa, dan Jepang. Alasannya, Tiongkok, India, Indonesia, Korea Selatan, Asia-10 itu sudah hampir sama dengan Amerika Serikat," kata dia dalam diskusi bertajuk "Ekonomi dalam Ancaman Sandera Politik", Kamis (16/10/2014).

Gundy mengatakan, dengan pertumbuhan ekonomi 6,5 persen, Asia nyata-nyata menjadi penggerak ekonomi global. Walaupun banyak yang mengkhawatirkan bahwa ekonomi Tiongkok akan menunjukkan perlambatan, yang pada tahun ini diperkirakan hanya 7,5 persen, ukuran ekonomi negeri itu sudah jauh lebih besar.

"Walaupun hanya tumbuh segitu, dampaknya besar ke global karena size Tiongkok sangat luar biasa besar. Satu provinsi hampir 900 miliar dollar AS. Jadi, walaupun melambat, bukan berarti Asia tidak akan lebih signifikan. Intinya ini akan tetap didorong oleh Tiongkok," ujar Gundy.

Riset DBS menunjukkan, Asia-10 akan menciptakan permintaan baru 1 triliun dollar AS per tahun berkat pertumbuhannya yang mencapai 6,25 persen. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, permintaan baru yang tercipta menunjukkan pertumbuhan, dan sebesar 72 persen disumbang dari Tiongkok.

Sementara itu, tiga kontributor terbesar lainnya adalah India (12 persen), Indonesia (12 persen), dan Korea Selatan (4 persen). Kalkulasi ini menempatkan Asia sebagai penggerak pertumbuhan global 2,5 kali lebih besar dari AS.

Asia diperkirakan akan menciptakan "zona Eropa" pertamanya pada 2023, kedua pada 2031, dan ketiga pada 2038. Pada saat itu, PDB Asia akan mencapai sekitar 54 triliun dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

BrandzView
Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Whats New
Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com