Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mewujudkan Industri Keuangan yang Sehat dengan Inklusi Finansial

Kompas.com - 19/10/2014, 03:08 WIB
Bambang Priyo Jatmiko

Penulis


KOMPAS.com - Riuh rendah pelaksanaan inklusi finansial sudah mulai terasa, semenjak OJK mencanangkan program tersebut. Banyak bank dan lembaga keuangan yang menjalankan program itu dengan menggandeng berbagai pihak, seperti komunitas, lembaga non-pemerintah, institusi pendidikan, dan sebagainya.

Harapan terwujudnya pemerataan kesempatan untuk mengakses resources ekonomi semakin menguat tatkala program ini digulirkan. Pun, makin banyak masyarakat yang telah merasakan manfaat program inklusi finansial yang dijalankan OJK.

Seperti komunitas Simbar Wareh yang berdiam di kawasan Pegunungan Kendeng Utara, Kabupaten Pati, mereka akhirnya paham bagaimana mengelola keuangan yang baik dan memanfaatkan bank. Sehingga, dalam jangka waktu tertentu anggota komunitas tersebut akan sangat mungkin memenuhi persyaratan untuk mengakses sumber-sumber pendanaan yang disediakan bank maupun lembaga keuangan lainnya.

Dalam skala yang luas, program inklusi finansial sangat menjanjikan bagi terwujudnya demokratisasi ekonomi di Indonesia, karena hal itu akan membuka kesempatan seluruh lapisan masyarakat mengakses resources (yang dalam hal ini sumber pendanaan) guna meningkatkan derajat ekonomi.

Terlepas dari itu semua, OJK perlu memberikan “formula” agar program inklusi finansial yang dijalankan oleh pelaku industri keuangan tak hanya sebatas seremonial dan tak ada program lanjutannya. Atau misalnya, materi inklusi finansial hanya berakhir menjadi tumpukan makalah seminar tanpa ada kelanjutan program di lapangan. Sebab, selama ini muncul kecenderungan program tersebut seremonial belaka, seolah-olah sudah menjalankan ketentuan OJK.

Implikasinya, kegiatan CSR yang dilaksanakan tak mampu membentuk basis pasar yang dibutuhkan guna mewujudkan sektor industri keuangan yang sehat. Dalam jangka panjang, program inklusi finansial tak akan “berbekas” jika pelaksanaannya hanya untuk kepentingan publikasi dan seremoni.

Hal inilah yang perlu diperhatikan OJK, bahwa tak cukup hanya meminta pelaku industri keuangan melaksanakan program inklusi finansial. Namun lebih dari itu, perlu ada peta jalan yang harus dipatuhi pelaksana CSR agar berbagai program tersebut benar-benar mendukung terwujudnya demokratisasi ekonomi di Indonesia dan industri keuangan yang sehat.

Dengan road map yang jelas dan detail, program inklusi finansial di satu sisi akan membuka kesempatan yang sama bagi masyarakat dalam mengakses resources dan mewujudkan demokratisasi ekonomi. Sementara di sisi lain, hal ini akan mampu menciptakan masyarakat yang paham terhadap fungsi industri keuangan.

Jika hal itu terwujud, tentunya akan bisa mewujudkan sektor jasa keuangan yang tangguh dan secara maksimal mampu mendukung sepenuhnya peningkatan derajat perekonomian masyarakat Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com