Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Transisi Kepimimpinan Damai, Makro Ekonomi Menguat

Kompas.com - 21/10/2014, 10:10 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Prosesi transisi kepemimpinan nasional yang berlangsung damai dalam sepekan terakhir ini membangun sentimen positif dan menguatkan makro ekonomi. Demikian Direktur Institute of Public Policy and Economic Studies Ahmad Maruf.

"Sinyal itu di antaranya terlihat dari nilai IHSG maupun nilai tukar rupiah yang menguat tipis. Tentu, pencermatan makro ekonomi tidak akan terlihat dari sinyal sinyal sesaat, tetapi butuh waktu pencermatan hingga semua indikator makro ekonomi terkonstruksi pada tren yang positif," katanya di Yogyakarta, Senin (20/10/2014).

Menurut dia, riuh rendah politik beberapa bulan terakhir membuat pasar sempat tertahan menunggu momentum tersebut. Hadirnya seluruh komponen bangsa dalam acara pelantikan presiden memberi fondasi psikologis makro ekonomi yang akan kokoh.

"Hal itu paling tidak dari aspek politik domestik. Makro ekonomi tetap masih rentan terhadap faktor eksternal nonpolitik," kata dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu.

Ia mengatakan, pelaku ekonomi sudah mendapat sinyal jelas tentang transformasi kepemimpinan yang terbangun secara positif. Tidak ada alasan untuk  capital outflow sehingga pasar modal dan pasar uang seharusnya menikmati hasil positif setelah terjadi penantian kepastian.

"Tantangan terberat pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dalam triwulan terakhir 2014 adalah menjaga laju inflasi di tengah isu rencana pengalihan subsidi BBM yang pasti akan berimplikasi pada kenaikan harga," katanya.

Selain itu, kata dia, rentannya nilai tukar rupiah pada faktor eksternal menjadi hal yang perlu dicermati.

"Mempertahankan nilai tukar bahkan mendorong hingga pada level Rp 11.500-Rp 12.000 per dollar Amerika Serikat (AS) menjadi tantangan sendiri bagi kabinet baru," kata Maruf.

baca juga: Pengusaha di Lingkar Jokowi-JK

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com