Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian ESDM di Bawah Kemenko Kemaritiman, Ini Penilaian Pengamat

Kompas.com - 22/10/2014, 15:39 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Secarik kertas yang dibawa Rini Soemarno, Ketua Tim Transisi Jokowi-Jusuf Kalla, ketika datang ke Istana Kepresidenan, Selasa (21/10/2014) menarik perhatian awak media. Kertas itu berisi bagan yang diduga strutur kabinet, terekam lensa Kompas.com.

Yang menarik, bagan tersebut menunjukkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Kemaritiman, bersama Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Pariwisata, serta Kementerian Pariwisata.

Hingga Rabu (22/10/2014) siang, Presiden Joko Widodo belum juga mengumumkan nama-nama menteri. Jika benar arsitektur kabinet Jokowi-JK sebagaimana yang ada pada bagan, tepatkah menempatkan Kementerian ESDM di bawah Kemenko Kemaritiman?

Pri Agung Rakhmanto, Direktur Eksekutif Reforminer Institut tidak mau berspekulasi dengan bagan yang ada di secarik kertas Rini itu merupakan struktut kabinet yang fixed. “Tapi, kalau itu benar, saya kira bukan soal tepat tidak tepat Kementerian ESDM di bawah Kemaritiman ya,” kata Pri Agung dihubungi Kompas.com, Rabu (22/10/2014).

“Sebetulnya itu (struktut kabinet), selera Presiden (Jokowi). Itu menunjukkan visi pemerintahan baru, bahwa mineral bukan hanya dipandang sebagai komoditas ekonomi,” jelas dia kemudian.

Menurut dia, selama di bawah koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian, energi lebih dijadikan sebagai komoditas ekonomi ketimbang untuk mengembalikan kejayaan bangsa. Pri Agung menengarai, fokus Jokowi-Jusuf Kalla untuk membangun kemaritiman juga bisa menjadi pertimbangan mengapa Kementerian ESDM dimasukkan di bawah Kemenko Kemaritiman.

“Ke depan ini kan potensi energi katakanlah migas, masih banyak di laut lepas. Jadi ya, relevansinya ada kenapa energi ini masuk di bawah kemaritiman,” ujar dia.

Yang penting, Pri Agung menambahkan, bukan soal nomenklatur kabinetnya, melainkan eksekusi konkretnya. “Apa lah arti sebuah nomenklatur,” tanda Pri Agung.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara menilai, tidak tepat jika Kementerian ESDM dimasukkan di bawah koordinasi Kemenko Kemaritiman. “Enggak tepat lah,” kata dia.

Marwan mempertanyakan fokus kerja Kemenko Kemaritiman, yang menurutnya lebih tepat atau berhubungan dengan kegiatan perhubungan dan logistik. “ESDM itu kan terkait energi dan tambang,” ujar Marwan.

Dia pun menilai, Kementerian ESDM lebih relevan jika diurusi Kemenko Bidang Perekonomian. “Apalagi, kegiatan di sana melibatkan dana ratusan triliun,” tandas Marwan.

Ketika ingin mengonfirmasi mengenai hal ini, sejumlah tim transisi seperti Hasto Kristianto dan Andi Widjajanto tidak memberikan keterangan. Begitu pula dengan Rini Soemarno yang memilih menyerahkan ponselnya pada sekretaris pribadinya. “Bu Rini hari ini lagi wara-wiri. Temen-temen pers harap maklum,” kata Santi, Sekpri Rini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Whats New
Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Whats New
Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Whats New
Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com