Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Struktur Kabinet Jokowi jangan Hanya Simbolik Visi, tapi Minim Koordinasi”

Kompas.com - 22/10/2014, 15:51 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Eksekutif Reforminer Institut, Pri Agung Rakhmanto berharap struktur kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla nantinya tidak hanya secara simbolik menunjukkan visi mereka.

Dia berharap, meskipun ada perombakan di sana-sini, namun koordinasi bisa tetap berjalan, dan bukannya menjadi bertambah sulit dengan perombakan tersebut.

Hal itu ia sampaikan menanggapi masuknya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Kemaritiman, bersama Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Pariwisata, serta Kementerian Pariwisata.

Sebagaimana diketahui, kementerian yang pernah dipimpin oleh Jero Wacik itu, sebelumnya berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Menurut Pri Agung, bisa jadi perombakan ini menunjukkan perubahan paradigma pemerintah, yang sebelumnya cenderung memandang energi sebagai komoditas ekonomi.

Apalagi, visi dari Presiden baru adalah mengembangkan kemaritiman, di mana di dalamnya juga menyimpan potensi energi yang besar. “Namun, di dalam implementasinya tidak mungkin seperti membalik tangan,” kata dia kepada Kompas.com, Rabu (22/10/2014).

Pri Agung tidak memandang nomenklatur sebagai masalah prinsipil. Yang jelas, dia berharap, kabinet ke depan harus bisa saling berkoordinasi. Artinya, meskipun Kementerian ESDM di bawah Kemenko Kemaritiman, namun institusi itu juga diharapkan tidak menemui kendala dalam berkoordinasi dengan Kemenko Perekonomian. “Jadi, struktur kabinet ini jangan hanya simbolik visi saja, tapi susah ketika berkoordinasi,” tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com