Sayang, berapa besar volume daging kelas premium yang masuk belum mau diungkapkan oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kemtan) Syukur Iwantoro. Soal volume impor daging, ia menegaskan kewenangan ada di Kementerian Perdagangan.
Meski begitu, mantan Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan, impor daging dari Jepang akan membantu Indonesia mengurangi ketergantungan terhadap daging sapi asal Australia dan Selandia Baru. Yang jelas, importir dan penyalurnya adalah perusahaan pelat merah, PT Berdikari. Pengiriman baru bisa dilakukan setelah daging wagyu melalui proses sertifikasi halal dari MUI.
Kepastian impor wagyu sudah ada, tapi nasib ekspor daging ayam olahan ke Jepang justru menggantung. Eksportir belum dapat kepastian kapan bisa melakukan ekspor. Eko Sandjojo, Direktur PT Sierad Produce Tbk mengaku belum mengetahui kapan produk makanan olahan seperti nugget, bakso, sosis, sate ayam (kitori) dan daging ayam (karage) dikirim ke Negeri Matahari Terbit tersebut. Pihaknya masih menunggu kepastian dari Jepang.
Ketua Gabungan Pengusaha Makan Ternak (GPMT) Sudirman juga menyebut, Jepang masih mengevaluasi produk makanan olahan Indonesia. "Banyak yang kurang dan dituntut oleh Jepang. Secara kualitas tidak diragukan. Tinggal hal kecil, yakni administrasi," kata Sudirman kepada KONTAN, Rabu (22/10/2014).
Sudirman menjelaskan, empat perusahaan yakni PT Charoen Pokhpand Tbk, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, PT Sierad Produce dan PT Malindo Feedmill tengah mengurus izin ekspor ke Jepang. Izin diurus masing masing perusahaan. Mungkin karena itu, butuh waktu lagi untuk memastikan ekspor berjalan.
Kementerian Perdagangan menargetkan ekspor daging ayam olahan ke Jepang bisa mencapai 200 juta dollar AS atau 10 persen dari kebutuhan karage atau ayam goreng di negeri matahari terbit itu. Keempat perusahaan optimistis dapat membidik pangsa pasar 10 persen dari total target ekspor. (Mona Tobing)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.