Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Terkait Kemaritiman Indonesia Tak Penuhi Ekspektasi Publik

Kompas.com - 27/10/2014, 04:52 WIB
Tabita Diela

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah nama yang dipilih Presiden Joko Widodo sebagai pengawal kemaritiman Indonesia disebut berada di luar ekspektasi publik. Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Pembina Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Riza Damanik di Jakarta, Minggu (26/10/2014).

"Saya kira di luar ekspektasi publik. Sebab, kita tidak melihat ada prestasi luar biasa yang dihasilkan beliau-beliau sebelumnya dalam rangka meningkatkan kualitas hidup rakyat di bidangnya, maupun di antaranya memiliki persoalan dengan kejahatan ekonomi dan sejenisnya," ujar Riza.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada Minggu sore Presiden Joko Widodo mengumumkan Indroyono Soesilo menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman. Selain itu, ada pula Susi Pudjiastuti yang ditunjuk sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.

Riza menambahkan, kemaritiman tidak hanya terkait dengan kedua kementerian tersebut. Menurut dia, kemaritiman juga terkait dengan Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Pariwisata.

Kerja sama di antara kementerian-kementerian tersebut selama ini sudah terbukti bukan hal yang mudah. Karena itu, menurut Riza, Presiden harus mendorong koordinasi yang lebih baik di antara kementerian itu sebagai instruksi pertama.

"Tentu kita perlu optimistis, tetapi persoalan koordinasi ini selalu menjadi persoalan dari pemerintahan ke pemerintahan. Maka, selain peran menko, Pak Jokowi juga perlu mendorong koordinasi antar-menko. Karena kemaritiman tidak sekadar di bawah Menko Maritim. Ada kaitannya dengan menko lain, semisal (yang membawahi) PU (Pekerjaan Umum)," imbuh Riza.

Dalam Kabinet Kerja, Presiden Joko Widodo telah memilih Basuki Hadimuljono sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Riza berpendapat, sosok ini pun perlu dicermati. "Sebab, yang bersangkutan punya kinerja buruk saat memimpin penanganan lumpur Lapindo. Kami juga berharap ada perubahan untuk mengakselerasi pembangunan di pesisir pulau-pulau kecil," ujarnya.

Selain berkomentar soal sosok penggawa kemaritiman Indonesia, Riza mengungkapkan pula langkah yang akan diambil KNTI pasca-pengumuman kabinet ini. Menurut dia, KNTI menanti realisasi pembangunan seribu desa pesisir, penyelenggaraan pelayanan informasi bagi nelayan, penguatan kegiatan pasca-produksi, dan usaha mempermudah modal usaha.

Riza pun memastikan KNTI berkomitmen secara aktif berkomunikasi dengan menteri-menteri di Kabinet Kerja. "Tentu (membuka dialog dengan menteri), sebagai organisasi masyarakat nelayan yang tersebar di Indonesia, KNTI berkepentingan membangun komunikasi dengan menteri-menteri terkait, khususnya dalam rangka mempercepat pemulihan perlindungan keluarga nelayan," papar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com