Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Target Perkonomian Jangka Pendek Menurut Sofyan Djalil

Kompas.com - 28/10/2014, 21:51 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordiantor Bidang Perkonomian Sofyan Djalil menyampaikan bahwa pemerintah menargetkan untuk segera menyederhanakan birokrasi perizinan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal ini merupakan salah satu target perekonomian jangka pendek pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)- Jusuf Kalla.

"Yang terpenting bagaimana kita mempercepat apa yang bisa dipercepat, yang bisa dirasakan langsung  oleh masyrakat. Satu, bagaimana kita menyederhanakan UMKM," kata Sofyan di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (28/10/2014), seusai mengikuti rapat dengan Wapres Jusuf Kalla dan Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo.

Menurut dia, proses pengajuan izin bagi pelaku UMKM mendaftarkan produknya cenderung rumit. Nantinya, menurut Sofyan, UMKM hanya perlu memiliki satu izin yang bisa digunakan sebagai landasan mereka guna mendapatkan kredit perbankan.

"UMKM kita sangat banyak dan dapat dirasakan langsung oleh UMKM lainnya, kelembagaan yang nilai tambahnya banyak adalah kredit pinjaman luar negeri itu kan repot sekali," tutur dia.

Masih terkait perizinan, pemerintah berencana menyederhanakan proses pengurusan izin pinjaman luar negeri. Diharapkan, tidak perlu waktu berbulan-bulan untuk mendapatkan izin dari berbagai kementerian dalam memperoleh pinjaman luar negeri.

"Kalau swasta ini kan selama ini mereka tidak perlu jadi begitu. Kalau masih diperlukan, kita sederhanakan. Jangan birokrasi itu menghambat pertumbuhan ekonomi," ucap Sofyan.

Ia juga menyampaikan perlunya melanjutkan program Menteri Koordinator Ekonomi sebelumnya, yakni Chairul Tanjung yang sudah memulai penyederhanaan birokrasi terkait perizinan.

Mengenai rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM), Sofyan menyampaikan bahwa Pemerintah masih menyiapkan segala sesuatunya. Belum ada keputusan berapa nilai kenaikan harga BBM. "Intinya konsen mengalokasikan subsidi ke arah yang lebih produktif, tenang saja, belum ada keputusan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com