Seperti di kutip dari data Bloomberg, rupiah dibuka melemah ke posisi 12.104. Hingga pukul 09.32 WIB, mata uang garuda ini melorot ke level Rp 12.170 per dollar AS atau melemah 0,72 persen dibanding penutupan kemarin pada 12.082,5.
Hari ini, rupiah sendiri diproyeksikan kembali tertekan oleh kenaikan indeks dollar AS di pasar keuangan global. Investor domestik mulai mengantisipasi wacana kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi oleh pemerintahan baru.
Dari eksternal, Bank Sentral AS, The Federal Reserve, akhirnya memangkas habis quantitative easing (QE) bulanan, berdalih pasar tenaga kerja sudah jauh membaik kondisinya. Namun belum ada tanda-tanda the Fed rate akan dinaikkan dalam waktu dekat.
Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, indeks dollar AS naik tajam setelah pengumuman itu bersamaan dengan pelemahan S&P 500. Imbal hasil US Treasury 10 tahun juga naik hingga 2,32 persen dini hari tadi. Malam nanti angka PDB triwulan III-2014 AS ditunggu dengan perkiraan sedikit melambat.
Kemarin, rupiah yang sempat melemah di pembukaan akhirnya menguat tajam. Selain mengikuti penguatan beberapa mata uang di Asia, kabar rencana kenaikan harga BBM membawa rupiah untuk menguat hingga Rp 12.083 per dollar AS.
"Hari ini penguatan indeks dollar AS dapat membawa kembali sentimen pelemahan rupiah. Besok fokus investor akan sedikit terbagi menjelang pengumuman angka inflasi dan neraca perdagangan di Senin (3/11/2014) siang," tulisnya,