Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terimbas Data Perekonomian Domestik, IHSG Ditutup Melemah di 5.066,83

Kompas.com - 05/11/2014, 16:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini Rabu (5/11/2014) bergerak fluktuatif dan berakhir memerah. Selain faktor regional dan global, memerahnya indeks juga dipengaruhi oleh pengumuman laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus melambat.

Sebagaimana diketahui, Wall Street yang ditutup mix juga berimbas ke pergerakan bursa di kawasan Asia Pasifik. Sementara itu, siang hari ini, Badan Pusat Statistik mengumumkan laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2014 sebesar 5,01 persen dibanding periode sama tahun lalu. Angka ini lebih rendah dari pertumbuhan kuartal II yang mencapai 5,12 persen.

Pada pukul 16.00 IHSG ditutup turun sebesar 0,08 persen atau melemah 4,1 poin di posisi 5.066,83. Sebanyak 124 saham diperdagangkan menguat, 170 saham melemah dan 88 saham stagnan. Volume perdagangan mencapai 5,66 miliar lot saham senilai Rp 4,51 triliun.

Saham-saham yang memberikan turnover positif terbesar agi pemegang saham adalah BIRD (Rp 7.450), PGAS (Rp 5.925), UNTR (Rp 18.600), ASII (Rp 6.950) dan ACES (Rp 790). Sementara, saham-saham yang memberi turnover negatif terbesar yaitu BBNI (Rp 5.700), ADHI (Rp 2.535), LSIP (Rp 1.915), LPKR (Rp 1.040), dan INDF (Rp 6.625).

Sektor-sektor saham juga bergerak bervariasi. Sektor yang melemah adalah agribisnis (-2,25 persen), pertambangan (-0,6 persen), konsumer (-0,34 persen), properti (-0,73 persen), infrastruktur (-0,06 persen), dan keuangan (-0,09 persen).

Sementara itu, sektor saham yang menguat yaitu industri dasar (0,19 persen), aneka industri (1,8 persen), perdagangan (0,07 persen) serta manufaktur (0,32 persen).

Dari regional, bursa di kawasan Asia Pasifik bergerak mix. Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup melemah sebesar 0,63 persen menjadi 23.695,62. Sementara itu, indeks Nikkei Jepang menguat sebesar 0,44 persen di level 16.937,32.

Nilai tukar rupiah kembali melemah pada hari ini, sebesar 0,43 persen menjadi Rp 12.161 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com