Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Syariah Indonesia Ketinggalan dari Malaysia?

Kompas.com - 05/11/2014, 19:06 WIB
Tabita Diela

Penulis


SURABAYA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengungkapkan bahwa titik penanda perkembangan ekonomi syariah di Indonesia baru dimulai sejak 1992 silam. Namun Malaysia memulai pengembangan ekonomi syariah lebih dulu pada 1963.

"Titik pengembangan ekonomi syariah di Indonesia itu saat mendirikan Bank Muamalat Indonesia tahun 1992, kita baru mengaktifkan ekonomi syariah sementara negara tetangga kita di Malaysia sudah kembangkan ekonomi syariah di tahun 1963 dan mendirikan Bank Islam Malaysia 1983," ungkap Agus dalam acara bincang-bincang di Gedung BI Surabaya, Rabu (5/11/2014).

Tidak hanya berhenti pada pembangunan Bank Muamalat, Agus juga menyampaikan bahwa sebenarnya selama ini pihaknya terus bekerjasama dengan pemerintah. Kerjasama ini pun telah membuahkan hasil. Hal tersebut tampak dari pesatnya industri ekonomi syariah di Indonesia.

"BI bersama pemerintah dan pelaku kepentingan sudah siapkan kegiatan pengawasan pebankan, kita sambut baik tahun 2008 peraturan perbankan syariah disahkan kemudian disahkan sukuk negara, kemudian ekonomi syariah terus berkembang ke depan," jelasnya.

Agus menuturkan, perkembangan ekonomi syariah di Tanah Air tampak mengagumkan. Menurutnya, dunia menyatakan Indonesia sebagai institusi perbankan retail syariah yang terbesar.

"Perkembangan syariah cukup baik dan ritel syariah terbesar, saat ini (lembaga keuangan syariah) tidak kurang dari 3.000 kantor. Unit Usaha Syariah mencapai 1.200 kantor. Nasabahnya mencapai 18 juta lebih. Total aset Rp 240 triliun lebih," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com