Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Secara Terbuka, Menteri Susi Balas Pernyataan Ahli Kelautan ITB

Kompas.com - 12/11/2014, 07:07 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyadari pengangkatannya sebagai menteri di jajaran Kabinet Kerja menimbulkan pro dan kontra. Salah satunya adalah soal kepakarannya, yang dianggap remeh oleh sebagian orang.

Namun, Susi ingin membuktikan bahwa dirinya memang mampu menduduki posisi tersebut. Dalam dialog dengan pengusaha di sektor maritim, Selasa (11/11/2014), Susi memaparkan berbagai kebijakan yang akan dia ambil. Salah satu targetnya adalah meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Untuk itu, Susi akan melakukan berbagai langkah, dimulai dari pembenahan tata kelola, meningkatkan pajak penghasilan (PPh) kapal besar, dan membebaskan retribusi bagi kapal kecil.

"Negeri ini suka aneh. Kadang-kadang ada yang tidak jalan, bikin badan baru. Perpajakan enggak jalan, bikin pos baru. Padahal, untuk menaikkan PNBP itu bisa dengan meningkatkan PPh-nya. Suatu saat saya akan berikan saran (ke Menkeu). Sayangnya, saya tidak memiliki legitimasi kepakaran dalam hal apa pun karena ijazah saya," ujar Susi.

Dia mengatakan, jika program-programnya nanti berjalan baik, dia berharap ke depan Kabinet Kerja mengerti dengan apa yang dilakukannya. "Mereka tahu, oh ternyata Susi bisa mikir ini toh, tidak hanya jualan ikan," kata dia.

Dalam kesempatan tersebut, Susi juga berharap bukan hanya menteri-menteri di kabinet yang bisa memahami cara kerja Susi, melainkan juga ahli kelautan dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

"Dari ITB juga kan, kemarin dia bilang, Jokowi itu ngaco milih Susi. Sekarang saya tanya, yang ngaco Pak Jokowi atau ITB karena saya pernah dapat penghargaan Ganesha dari ITB, atau jangan-jangan dua-duanya yang ngaco?" seloroh Susi, disambut tawa para pengusaha.

Asal tahu saja, Susi Pudjiastuti pernah menerima penghargaan Ganesha Widya Jasa Aditama Award dari ITB pada 2011 lalu. Susi juga pernah mendapat penghargaan Women and the Economy Summit (WES) Award pada tahun yang sama.

Baca juga: Susi Mengaku Meniru Ahok untuk Kebijakan Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com