Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil: Ini yang Mengancam Pertumbuhan Ekonomi di Bandung

Kompas.com - 12/11/2014, 10:22 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, pertumbuhan ekonomi Kota Bandung saat ini sudah bagus. Namun, hal tersebut bisa terancam dengan kondisi transportasi "Kota Kembang".

"Dalam pembahasan pengendalian ekonomi dengan pemerintah pusat, Bank Indonesia, dan pemda terkait, saya sampaikan pertumbuhan ekonomi di Bandung akan terancam kalau  transportasi massal tidak hadir di sini," ujar pria yang kerap disapa Emil ini, seusai pertemuan dengan Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan Pemprov Jabar di Bandung, Selasa (11/11/2014) malam.

Emil menjelaskan, minimnya transportasi massal di Bandung membuat orang menghabiskan waktu di jalan. Padahal, waktu tersebut bisa digunakan untuk pekerjaan yang lebih bermanfaat dan menguntungkan. Kemacetan juga berimbas pada kebutuhan BBM yang meningkat.

Padahal, dengan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi dan semakin sulitnya stok BBM, seharusnya warga lebih efektif menggunakan BBM.

Tak hanya itu, saat ini, Bandung merupakan kota metropolitan. Sebagai kota metropolitan, basis pertumbuhan ekonomi berada pada sektor perdagangan. Hal ini berbeda dengan Jawa Barat umumnya yang berbasis pada industri dan pertanian.

Karena itu, ia meminta pemerintah pusat, provinsi, maupun BI bisa membantu untuk mengendalikan inflasi agar daya beli masyarakat tidak turun. Sebab, jika daya beli masyarakat turun, otomatis akan berpengaruh terhadap sektor perdagangan yang menjadi andalan Kota Bandung.

Ridwan Kamil menjadi salah satu peserta yang hadir dalam acara rapat koordinasi Bank Indonesia, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah.

Salah satu bahasan dalam pertemuan tersebut adalah dampak kenaikan harga BBM bersubsidi yang kemungkinan besar naik bulan ini terhadap inflasi.

BI pun mendorong pemerintah daerah untuk mengambil beberapa langkah antisipasi menjelang, saat, dan setelah kenaikan harga BBM bersubsidi, terutama kenaikan tarif angkutan umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com