Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerja Sama "Co-branding", KSEI Gandeng BCA dan CIMB Niaga

Kompas.com - 14/11/2014, 14:11 WIB
Tabita Diela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menjalin kerja sama co-branding dengan Bank Central Asia (BCA) dan CIMB Niaga di Jakarta, Jumat (14/11/2014).

Direktur Utama KSEI, Heri Sunaryadi, menjelaskan bahwa kerja sama antara KSEI dan pelaku industri perbankan akan menghasilkan kemudahan bagi masyarakat yang ingin berinvestasi di pasar modal. Kemudahan tersebut berbentuk pengembangan Co-Branding Fasilitas AKSes.

AKSes Financial Hub, tutur Heri, akan mempermudah masyarakat mengakses. Terlebih, karena sudah terkait pada jaringan perbankan yang sistemnya sudah siap sebelumnya.

Heri juga menjelaskan, KSEI sebelumnya sudah melakukan kerja sama serupa dengan PermataBank dan Mandiri. Kerja sama dengan PermataBank sudah berjalan (live). Sementara kerja sama dengan Mandiri dipastikan akan mulai efektif tahun depan.

"Hari ini (kerja sama) dengan BCA dan CIMB Niaga. Kami harapkan pertengahan tahun depan semua sudah live," tutur Heri.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida menjelaskan bahwa harapannya, ketika sistem sudah siap, masyarakat bisa mengakses pasar modal dari channel apa pun, termasuk pembelian saham secara online.

"Pada dasarnya nanti, secara prinsip selama ini yang melakukan penjualan untuk di pasar perdana atau IPO kebanyakan adalah underwriter, anggota sindikasi underwriter, dan beberapa broker. Ke depan itu, dengan adanya online tiap nasabah di seluruh perusahaan efek bisa mengakses perusahaan efeknya. Sehingga karena online sifatnya, semua memiliki kesempatan yang sama," ujarnya.

Kemudahan ini diharapkan akan menggenjot jumlah investor asal Indonesia. Nurhaida menuturkan, menggenjot jumlah investor Indonesia merupakan hal penting. Sejauh ini jumlah investor Indonesia di pasar modal masih rendah. Investor asing masih mendominasi hingga mencapai 64 persen dari keseluruhan investor yang menanamkan modalnya di Indonesia.

"64 persen saham kita dikuasai asing. Kalau ada keuntungan, yang menikmati pihak asing. Manfaatnya akan lari ke luar. Akan lebih baik jika manfaat itu ke kita," tutur Nurhaida.

Hanya saja, kata Nurhaida, OJK tidak menargetkan jumlah pasti penambahan investor Indonesia. Dia hanya menyatakan, regulator bertugas mendorong dan memfasilitasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com