Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PII: Hadapi MEA, Insinyur Indonesia Harus Tingkatkan Daya Saing

Kompas.com - 14/11/2014, 15:29 WIB

YANGOON, KOMPAS.com - Lebih dari 500 insinyur seluruh negara ASEAN berkumpul selama tiga hari (11-13 November 2014) lalu di Yangoon, Myanmar untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan di acara Konferensi AFEO (Perhimpunan Organisasi Insinyur se-ASEAN) ke-32. Konperensi internasional ini sekaligus menjadi ajang urun-rembug dan konsolidasi para insinyur negara ASEAN dalam menghadapi tantangan besar dengan mulai diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun depan.

Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Bobby Gafur Umar mengemukakan, ada kesamaan pandangan bahwa para insinyur dari negara di kawasan ASEAN sudah saatnya menerapkan regulasi yang selaras dan standar yang sama di setiap negara.

“Jika tidak, manfaat MEA tidak akan dapat dimaksimalkan secara merata oleh setiap anggota ASEAN,” kata Bobby keterangan persnya yang diterima Kompas.com, Jumat (14/11/2014).

Bobby mengatakan, dalam forum tersebut, pihaknya memaparkan berbagai pengalaman Insinyur Indonesia dalam banyak bidang, termasuk pengerjaan infrastruktur jalan tol, penanganan dan mitigasi bencana, serta presentasi tentang green energy di Indonesia.

“Totalnya, ada 59 topik yang dipaparkan Insinyur se-ASEAN dalam ajang 3 hari tersebut. Banyak hal yang kami bahas dan carikan solusinya dalam pertemuan-pertemuan teknis kami di Yangoon ini. Intinya, kami beruntung dapat mengambil banyak manfaat dari pemaparan teman-teman sesama insinyur ASEAN, khususnya dalam hal solusi untuk ketersediaan energi, transportasi dan infrastruktur yang terintegrasi,” sebutnya.

MEA yang akan diberlakukan efektif pada tahun 2015, menurut Bobby, tidak harus menjadi momok yang menakutkan bagi para insinyur Indonesia. “Kita tidak perlu takut, tetapi memang harus lebih siap. Sebab, jika tidak siap, bukan hanya hasil dan produk industri dalam negeri yang terancam, tapi penyedia jasa lokal pun akan gigit jari melihat lahan pekerjaan mereka dirampas tenaga asing,” kata Bobby.

Kenyataannya, Indonesia memang dihadapkan pada berbagai tantangan berat dalam menyongsong pasar bebas tersebut. Salah satunya, terkait dengan ihwal daya saing tenaga ahli Indonesia.

“Meningkatkan daya saing para insinyur Indonesia sehingga mereka memiliki kompetensi dan keahlian yang sesuai dengan standar mutual recognition arrangements (MRA) dan bersertifikai ASEAN Chartered Professional Engineer (ACPE), adalah sebuah tantangan dan pekerjaan rumah yang harus segera kita atasi. Insinyur Indonesia harus memiliki daya saing lebih,” katanya.

Sebagai catatan, hingga Agustus 2014, Indonesia baru memiliki 124 tenaga insinyur yang memenuhi standar kompetensi dan keahlian yang sesuai dengan standar MRA, dan bersertifikasi ASEAN Chartered Professional Engineer (ACPE).

“Sementara insinyur di seluruh kawasan yang Masyarakat Ekonomi ASEAN yang sudah ber-standar MRA dan bersertifikasi ACPE sudah banyak sekali. Mencapai 700 orang lebih, didominasi Singapura dan Malaysia,” ucap Bobby.

Enam kriteria MRA adalah pendidikan, ujian, registrasi dan pemberian lisensi, pengalaman pendidikan profesional lanjutan, dan kode etik. Karena itu, Bobby menghimbau tenaga insinyur Indonesia untuk segera memenuhi kriteria-kriteria tersebut.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com