Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai Mahal, Ini Komentar Mendag

Kompas.com - 17/11/2014, 12:13 WIB
Tabita Diela

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Menteri Perdagangan Rahmat Gobel memberikan perhatian terhadap melambungnya harga cabai akhir-akhir ini. Ia mengakui, sebenarnya kenaikan harga cabai bisa diprediksi, sehingga bisa dicarikan solusinya.

"Terkait cabai yang harganya naik, kenaikan ini sebetulnya fenomena yang bisa diprediksi dan siklus September-Desember. Makanya, kita coba cari solusi bagaimana harga cabai bisa kembali karena setiap tahun begitu," tutur Rahmat di Jakarta, Minggu (16/11/2014).

Ia menyebutkan, cabai merupakan salah satu barang komoditas penting bagi penduduk Indonesia. Cuaca yang buruk bisa menekan jumlah produksi dan membuat harga cabai meroket.

Karena itu, sebut Rahmat, penting mencari jalan keluar dari kenaikan harga cabai sesegera mungkin. Salah satu cara yang bisa ditempuh pemerintah, menurut dia, adalah dengan mendorong petani menggunakan teknologi untuk meningkatkan produksi.

"Kita akan dorong petani gunakan teknologi untuk bisa tingkatkan produksi. Kemudian, kami juga minta pergudangan antar pulau dari daerah sentra surplus ke daerah lain dengan mengupayakan BUMD, swasta, maupun Bulog," ujarnya.

Terkait teknologi tersebut, Dirjen Holtikultura Kementerian Pertanian Hasanuddin Ibrahim di tempat yang sama, menyebutkan, pihaknya akan mendorong penggunaan benih yang tahan kelembaban. 

"Dia akan tahan dengan serangan organisme penganggu tanaman saat hujan. Pestisida biologi untuk atas serangan cendawan pada musim hujan. Benih juga disesuaikan dengan selera yang dibutuhkan lokasi setempat. Kita kembangkan irigasi tetes di NTB dan NTT," terangnya.

Hasanuddin juga menjelaskan bahwa ada solusi lain berupa distribusi dari tempat yang relatif murah, serta pengembangan tanam cabai di area urban. Selain itu, bisa pula mengenalkan pengolahan cabai dan konsumsi cabai olahan ke masyarakat.

baca juga: Harga Cabai Makin Mahal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com