Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yakin Bebas Mafia, ConocoPhillips Dukung Komite Reformasi Tata Kelola Migas

Kompas.com - 17/11/2014, 12:40 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Perusahaan energi asal Amerika Serikat ConocoPhillips mendukung program Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang membentuk Komite Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi. Komite ini dibentuk untuk menumpas praktik mafia minyak dan gas di Tanah Air.

“Kalau itu menyangkut penyederhanaan proses, meningkatkan investasi Indonesia, kami dukung program tersebut,” kata Vice President Development & Relations ConocoPhillips Indonesia Joang Laksanto saat berkunjung ke kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (17/11/2014).

Menurut Joang, perusahaannya selama ini menjalankan bisnis di Indonesia dengan bersih. Ia mengaku tidak pernah menemukan indikasi mafia migas di lingkungan kerja ChonocoPhillips. “Sampai saat ini enggak ada, itu ranah hukum,” ujar Joang.

Kementerian ESDM di bawah kepemimpinan Sudirman Said telah membentuk tim yang juga dikenal dengan sebutan Komite Antimafia Migas ini untuk memperbaiki tata kelola di sektor migas. Sesuai namanya, tim diharapkan bisa memberangus praktik mafia migas yang diindikasi masih subur beroperasi di tanah air. Tim yang dipimpin ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri sudah langsung bekerja hari ini. (baca juga: Faisal Basri Pimpin Komite Reformasi Tata Kelola Migas)

Sebelumnya Sudirman mengaku banyak masalah yang dihadapi sektor migas. Menurut dia, permasalahan itu muncul karena kurangnya transparansi kerja, prosedur yang rumit, kelemahan peraturan dan masalah integritas para pengelolanya.

Terkait dengan perizinan, Joang menyampaikan bahwa pihaknya mendukung program Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla untuk menyederhanakan perizinan. “Mudah-mudahan Pak Wapres bersama pemerintahan Jokowi menyederhanakan permit (izin) tersebut,” ujar Joang.

Dalam kesempatan ini Joang juga mengatakan jika ConocoPhillips akan terus berinvestasi di Indonesia selama 40 tahun ke depan. ChonocoPhillips, kata dia, masih menggarap dua blok eksplorasi yang cukup besar di Indonesia, yakni di Natuna dan di Sumatera Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com