"Persoalannya dari tahun sebelumnya, banyak perusahaan BUMN melakukan pinjaman dengan dollar AS, yang sama sekali mereka tidak perhatikan bahwa pendapatan mereka rupiah. Ini risiko manajemen yang kurang prudent," ujar Rini saat berbincang dengan wartawan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (1/12/2014).
Dia mengaku, sejak ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi BUMN, perhatiannya sudah tercurah pada permasalahan kerugian BUMN. Dia pun merasa bingung mengapa perusahaan yang pendapatannya rupiah berani meminjam uang dalam mata uang dollar.
"Sejak saya masuk BUMN, ini hal yang paling utama saya soroti. Kenapa perusahaan yang pendapatannya rupiah begitu berani ambil pinjaman USD," kata dia.
Menurut Rini, saat dia menanyakan mengapa berani meminjam uang dalam mata uang dollar kepada dirut BUMN pun, dia hanya menjawab seadanya. "Ditanya mengapa, jawabannya karena USD bunganya sangat murah. Tapi tanpa melihat fluktuasi nilai tukar. Kalau dilihat nilai tukar naik, bisa tidak murah. Rupiah melemah satu tahun ini, makanya kerugian begitu besar," kata Rini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.