"Pertumbuhan (ekonomi), proyeksi kami turunkan karena pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak," kata Head of Mandiri Institute, Moekti P Soejachmoen, di Bukittingi, Sumatera Barat, Jumat (12/12/2014).
Moekti menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir 2014 diperkirakan di level 5,1 persen. Lalu, pada 2015, ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5,3 persen. "Semula kami perkirakan 5,6 persen," ujar dia.
Adapun nilai tukar rupiah, lanjut Moekti, diperkirakan hingga akhir 2014 akan berada di level 12.100 per dollar AS. Pada 2015, lanjut dia, rupiah diperkirakan memiliki nilai tukar Rp 12.000 per dollar AS, turun dari perkiraan sebelumnya Rp 11.800 per dollar AS.
Inflasi hingga akhir 2014, menurut Moekti diperkirakan mencapai 7,5 persen. Dengan asumsi tak ada lagi kenaikan harga BBM lagi, maka inflasi pada akhir 2015 diperkirakan turun kembali ke level 5,1 persen, dari perkiraan sebelumnya 7 persen.
Pengurangan subsidi untuk alokasi bahan bakar minyak, diperkirakan bakal membantu mengurangi defisit neraca berjalan. Pada akhir 2014, diperkirakan defisit tersebut mencapai 3,2 persen. Adapun pada 2015, defisit diperkirakan turun lagi menjadi 2,8 persen. "Meskipun tetap belum sampai ke level ideal di 2,5 persen."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.