Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelemahan Rupiah Tak Kuasa Dongkrak Ekspor Non-Migas

Kompas.com - 15/12/2014, 19:09 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih memperkirakan, pelemahan rupiah tak akan mampu mendongkrak ekspor non-migas.  Ia menyebutkan sejumlah hal menjadi penyebabnya.

Pertama, melemahnya harga minyak dunia mengerek turun harga-harga komoditas. Imbas terbesar dirasakan oleh negara-negara yang ekspornya comoditi based. "Termasuk Indonesia," kata Lana, kepada Kompas.com, Senin (15/12/2014).

Kedua, Lana menuturkan ekspor manufaktur yang diharapkan bisa didorong, justru yang tertekan paling kuat. Sebab, impor bahan baku menjadi lebih mahal dengan pelemahan rupiah sebesar 3 persen year to date (ytd) saat ini.

"Kalau ada mata uang melemah harusnya diuntungkan. Kalau komoditas sangat tergantung, tapi manufaktur tidak diuntungkan karena di saat yang sama bahan baku juga diimpor. Untuk manufaktur (pelemahan rupiah) tidak berdampak positif," sebut Lana.

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat, secara kumulatif Januari-Oktober 2014 neraca perdagangan mencetak defisit 1,64 miliar dollar AS, dimana defisit migasnya 10,72 miliar dollar AS, sedangkan surplus perdagangan non-migas sebesar 9,08 miliar dollar AS.

"Hingga akhir tahun defisit neraca perdagangan bisa mencapai 2 miliar dollar AS. Karena defisit sampai Oktober kemarin hampir 1,7 miliar dollar AS ya. Jadi November dan Desembernya belum masuk," ucap Lana.

Pagi ini rupiah terpuruk, melemah 1,1 persen menjadi 12.596 per dollar AS di pasar spot. Ini merupakan level terlemah sejak November 2008 lalu. Adapun pelemahan 1,1 persen tersebut merupakan yang terbesar sejak 29 September ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com