Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Dollar AS Menguat Justru Bagus untuk Ekspor

Kompas.com - 16/12/2014, 14:48 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, ada hal positif di balik menguatnya dollar AS yang membuat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terpuruk. Menurut Kalla, kondisi ini baik bagi ekspor Indonesia.

“Itu bagus untuk ekspor kita, supaya defisit kita berkurang. Artinya barang-barang ekspor makin mahal rupiahnya, impor juga mahal, jadi orang akan mengimpor dan ekspornya ada insentifnya. Itu mekanisme menekan defisitnya justru,” kata Kalla di Jakarta, Selasa (16/12/2014).

Ia menyampaikan, melemahnya nilai tukar mata uang terhadap dollar AS tidak hanya terjadi di Indonesia. Gejala ini, kata dia, juga terjadi pada mata uang lainnya di Asia. Anjloknya rupiah, menurut Kalla, tidak separah dengan mata uang negara lain di Asia.

“Kita masih lumayan justru, dari Januari ke Desember hanya bergerak empat persen, tapi kalau Jepang malah 40 persen, Malaysia lebih lagi,” sambung dia.

Sejauh ini, Kalla menilai belum perlu dilakukan intervensi Bank Indonesia untuk menguatkan nilai tukar rupiah. Pemerintah akan berupaya menstabilkan harga kebutuhan pokok seperti beras, gula, dan daging untuk mengurangi inflasi.

Berdasarkan referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pagi ini, kurs rupiah berada di level 12.900 per dollar AS. Sementara tengah Bank Indonesia (BI) mencatat kurs rupiah di level 12.599 per dollar AS yang menjadi level terendah sejak Mei 2013.

Menurut data Bloomberg, anjloknya rupiah tak separah yang dialami oleh mata uang Rusia, ruble, yang sejauh ini telah melemah hingga 9,3 persen. Sementara itu, mata uang lira Turki telah melorot sebesar 3,3 persen kemarin, dan rand Afrika Selatan yang telah turun 1,4 persen.

Bloomberg mencatat dana asing yang keluar dari pasar emerging market mencapai 2 miliar dollar AS. Khusus dari pasar Indonesia, dana asing yang telah keluar dari pasar surat utang pemerintah mencapai Rp 10,2 triliun dan sebesar 243 juta dollar AS dari pasar saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com