Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Rupiah Lebih Baik ketimbang Yen, Ringgit, dan Dollar Australia

Kompas.com - 17/12/2014, 13:44 WIB
Sabrina Asril, Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla tak sependapat jika terus dikatakan rupiah Indonesia melemah dan berpengaruh pada ekonomi dalam negeri.

Menurut dia, meski nilai rupiah Indonesia melemah dibandingkan dollar Amerika Serikat, namun rupiah justru menguat dibandingkan mata uang lain seperti Yen Jepang, Ringgit Malaysia, Dollar Australia, dan Won Korea.


"Di Indonesia tidak jadi soal, tidak ada hubungannya dengan rupiah. Cuma Amerika yang membaik," kata Kalla dalam jumpa pers di kantor presiden, Rabu (17/12/2014).

Kalla menilai menguatnya dollar itu terjadi karena membaiknya perekonomian Amerika Serikat. Sehingga, hampir semua mata uang di Asia dan dunia terlihat melemah. "Tapi, ada berita baiknya, rupiah menguat, Yen dengan Ringgit Malaysia dengan Dollar Australia dan Korea, kita lebih baik. Kita optimis ekonomi Indonesia bisa lebih kuat dari sebelumnya," ujar Kalla.
Dengan kondisi itu, Kalla melihat Indonesia justru berpeluang mendorong produk-produk ekspor. Produk-produk komoditi ekspor seperti kopi, cokelat, karet, dan sawit disebut Kalla akan mengangguk untung dari kondisi rupiah yang saat ini berada di level Rp 12.700.   Apabila ekspor bisa digenjot, Kalla optimistis bahwa defisit perdagangan Indonesia akan menurun apalagi Indonesia telah menekan subsidi bahan bakar minyak (BBM). "Pada ujungnya di awal tahun depan akan kelihatan hasilnya yaitu stabilitas ekonomi," ungkap Kalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com