Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Inflasi Tinggi karena Tata Niaga Tidak Diatur Baik

Kompas.com - 06/01/2015, 10:51 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menuturkan, di luar masalah administered prices – salah satunya harga bahan bakar minyak – masalah yang mengemuka dan memperparah terjadinya inflasi adalah masalah logistik dan tata niaga.

“Mengapa Desember inflasinya tinggi, itu memang karena ada indikasi, karena kita tidak mengatur tata niaga dengan baik,” kata Bambang di Jakarta, Senin (5/1/2015).

Bambang mengatakan, lantaran tata niaga tidak diatur dengan baik, pada akhirnya ada pedagang-pedagang yang menahan komoditinya dan kemudian melepas ketika harga mulai naik.

Otomatis, sambung dia, hal ini membuat keseimbangan antara suplai dan permintaan di pasar menjadi tidak seperti yang diharapkan.

Selain tata niaga yang baik, Bambang juga mengatakan, logistik bisa menjadi salah satu solusi agar Indonesia mempunyai inflasi rendah di kemudian hari. “Nah ini bisa terjadi karena dua hal, tata niaga dan logistik. Kalau tadi aliran barang tidak terjaga dengan baik, nanti ini bisa diperdalam dengan Menteri Perdagangan,” imbuh dia.

Bambang lebih lanjut menuturkan, dalam kondisi normal – tidak ada penyesuaian harga – Indonesia pernah mengalami inflasi di bawah 5 persen. Namun, lanjut dia, pada kondisi serupa, negara tetangga seperti Filipina, Malaysia, dan Thailand bisa menekan inflasi sampai 2 atau 3 persen.

“Jadi, menjadi pertanyaan kenapa Indonesia sulit sekali untuk dapat inflasi di bawah 4 persen? Di bawah 5 persen sudah bisa, tapi di bawah 4 persen ini yang belum,” ucap dia.

Bambang pun yakin, alasannya adalah manajemen logistik dan tata niaga yang masih buruk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com