Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepuk Tangan untuk Susi Tak Pernah Sepi

Kompas.com - 08/01/2015, 11:33 WIB
Estu Suryowati

Penulis


KOMPAS.com
 — Dalam Haul Ke-5 Gus Dur yang dihelat oleh Mahfud MD, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tampil menjadi bintang. Padahal, peringatan yang kelima bagi Gus Dur itu juga dihadiri tokoh-tokoh lain, seperti Rokhmin Dahuri dan Yenni Wahid. Tepuk tangan untuk Susi tak pernah surut.

Awalnya, pemandu acara Jaya Suprana sudah memberikan kata pengantar yang menggambarkan betapa fenomenalnya Menteri Susi. Tepuk tangan dari para tamu pun mengiringi Susi naik panggung.

Berikutnya, sambutan dari penyelenggara, Mahfud MD, yang juga menyampaikan testimoni bahwa Susi adalah salah satu menteri yang "tidak memikirkan kebijakan". Mahfud tidak sungguh-sungguh menganggap Susi sama sekali tidak memikirkan kebijakan. "Tentu masih memikirkan, tetapi beliau langsung bertindak dengan galak," kata Mahfud di Jakarta, Rabu (7/1/2015) malam.

Komentar Mahfud pun mau tak mau membuat tangan para hadirin kembali terangkat untuk Susi. Selanjutnya, komentar tak ketinggalan diberikan oleh putri dari Gus Dur, Yenni Wahid, yang ternyata bukan baru-baru ini saja mengenal Susi, tatkala Susi sudah diangkat menjadi menteri.

Satu hal yang Yenni kagumi adalah pengabdian Susi terhadap ibundanya.

Dalam kesempatan itu, Yenni pun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Mahfud yang secara istikamah menggelar Haul Gus Dur. "Saya lihat semangat Gus Dur banyak direplikasi pemerintahan saat ini. Mulai dari menteri-menterinya yang bergaya koboi, anti-protokoler, dan visi-misinya yang memiliki kesamaan, seperti dalam hal maritim," ucap Yenni.

Saat panggung diambil alih oleh Susi, suasana pun menjadi begitu hidup. Sepanjang pidatonya, Susi "memaksa" orang untuk bertepuk tangan. Pada awalnya, dia bercerita bagaimana dirinya menerima tawaran sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, dan hal pertama apa yang dilakukan.

Penanganan terhadap illegal fishing menjadi agenda utama Susi. Susi memastikan mendapatkan komitmen dari rekan-rekannya di Kabinet Kerja untuk mencapai hal itu. Bahkan, Susi pernah menunjuk-nunjuk Luhut Panjaitan untuk tidak membekingi para mafia.

"Saya kenal Pak Luhut. Saya bilang program pertama illegal fishing. Saya bilang, Pak, jangan coba-coba bekingin para mafia. Do right things, right ways," kata Susi ketika itu.

Dia pun bilang, Kepala Staf Khusus Kepresidenan itu pun terkaget-kaget ada pejabat baru seperti Susi. Namun, tindakan Susi itu bukan tanpa alasan. "Saya diangkat Presiden, masuk ke dunia tempat saya tidak tahu orang ini siapa, ada di mana. Saya tidak tahu kalau rekan saya apakah membekingi para mafia atau tidak," ucapan Susi, yang lagi-lagi memecah malam dengan tepuk tangan keras.

Selanjutnya, Susi bercerita tentang potensi kekayaan laut Indonesia, yang ternyata timpang dari hasil yang dinikmati masyarakat selama ini, dan soal hilangnya penerimaan negara. Susi sepakat dengan Gus Dur bahwa maritim Indonesia harus kuat.

Susi juga mengaku sangat senang manakala Gus Dur membentuk Departemen Eksplorasi Laut. Selain kepada Gus Dur, Susi mengatakan bahwa dirinya juga sependapat dengan Presiden Joko Widodo bahwa selama ini Indonesia "memunggungi" laut.

"Kita menyebut setiap hari, Indonesia adalah negara kepulauan. But what then? Saya tidak tahu mana yang salah, apa yang kita lakukan ini (malah) menjauhkan diri kita dari hakikat orang kepulauan." Kata-kata Susi kali ini membuat yang hadir merenung.

Di penghujung akhir, Susi berbagi sedikit kisah pribadinya. Susi mengatakan, dia hidup dan tumbuh di keluarga yang cukup agamais. Bahkan, Susi mengaku cukup terampil membuat kaligrafi.

Selain itu, walaupun pendidikan terakhir yang ditamatkan hanya jenjang menengah, Susi mengaku banyak membaca.

"Saya baca Das Kapital, saya baca (buku) Adam Smith," kata Susi, diikuti tepuk tangan hadirin.

Walau begitu, dia merasa belum bisa menggunakan bahasa birokratis secara baik. Pada bagian ini pun Susi membuat semua orang tertawa.

"Saya mencoba berbicara Indonesia lebih baik, lebih birokratis. Saya memohon maaf, bahasa saya kurang banyak, kurang meng-Indonesia. Sejauh ini belum menemukan kamus birokrasi. Kalau Anda punya, saya bisa pelajari," kata dia.

Baca juga:
Menteri Susi: Jangan Takut Disebut Bangsa Barbar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com