Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Susi: Saya Betul-betul "Happy"

Kompas.com - 12/01/2015, 09:09 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku begitu bahagia sebab sumbatan-sumbatan dalam penanganan keamanan laut sudah terpecahkan, setelah melakukan rapat koordinasi dengan Badan Keamanan Laut (Bakamla), Bea Cukai, dan pemangku kepentingan lainnya, di bawah koordinasi Menteri Koordinator Kemaritiman, Indroyono Soesilo, Jumat (9/1/2015).

“Dan saya betul-betul happy hari ini, sumbatan itu kita bicarakan, ilang. Kita tinggal nunggu praktiknya,” kata Susi. Masing-masing aparat yang bertanggungjawab dengan keamanan dan keselamatan di laut akan bersama-sama fokus dalam penanganan illegal unregulated and unreported fishing (IUU fishing), di bawah komando Bakamla.

Sejumlah stakeholders seperti TNI-AL, Polair, Bea Cukai, PSDKP dan (Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan bersama-sama melakukan penanganan illegal fishing.

Susi yakin Bakamla yang dibentuk berdasarkan Perpres 178/2014 mengacu UU 32/2014 tentang Kelautan akan memperkuat satuan tugas (satgas) anti illegal fishing. Dia juga bilang TNI-AL dan Polair yang juga mendukung satgas tersebut bisa melakukan penangkapan fisik kapal ilegal.

“(Dengan koordinasi) Tentu pekerjaan ini akan menjadi mudah, dan akan menjadi lebih terlihat. Dan Insha Allah jika tidak ada halangan, kita akan melakukan operasi gabungan dalam waktu dekat ini,” ucap Susi.

Ditemui dalam kesempatan sama, Kepala Bakamla Desi Albert Mamahit, mengatakan, seluruh pemangku kepentingan dalam keamanan dan keselamatan di laut sepakat untuk melaksanakan kegiatan keamanan laut dengan lebih serius.

“Tadi sudah disampakan Menko (Indroyono) bahwa khusus di bidang penanganan IUU fishing, kita akan coba melakukan operasi bersama di bawah kendali Bakamla,” kata dia.

Saat ini Bakamla – sebelumnya Bakorkamla – memiliki tiga kapal berukuran 48 meter. Untuk operasi sehari-hari, Bakamla meminjam kapal dari para stakeholders seperti TNI-AL, Polair, Bea Cukai dan Ditjen Perhubungan Laut, Kemenhub. Mamahit menuturkan, pada Februari-Maret mendatang Bakamla akan memiliki tiga kapal baru lagi dengan ukuran sama.

Sementara itu, pada awal tahun depan, Bakamla akan menambah tiga kapal berukuran 80 meter. Saat ini, dua kapal tengah dibangun di Batam dan satu unit lainnya dibangun di Bangka.

Guna memperkuat pengamanan laut di bawah koordinasi Bakamla, TNI-AL akan menghibahkan 10 kapal. Sehingga, kata Mamahit, dalam dua pekan ke depan Bakamla akan mengoperasikan sekitar 30 kapal.

Adapun mengenai opersi gabungan yang disebut Susi, Mamahit menargetkan akan dimulai pada akhir Januari. “Operasi bersama akan dilakukan dalam waktu dua minggu lagi, atau akhir Januari. Selain Bakamla, akan ikut dalam operasi gabungan diantaranya Polair, TNI-AL, KPLP (Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai), dan KKP,” ucap dia.

Operasi bersama akan dilakukan pada daerah-daerah rawan yang terpantau pada data Automatic Identification System (AIS) dan Vessel Monitoring System (VMS) dari KKP. Untuk sementara ini, operasi bersama akan difokuskan pada aktivitas illegal fishing. Namun ke depan, tidak tertutup kemungkinan operasi bersama juga dilakukan untuk pengamanan atau tujuan lain.

“Seperti illegal logging, penyelundupan obat-obatan, penyelundupan manusia, dan baju-baju bekas itu juga termasuk,” kata Mamahit.

baca juga:
Tepuk Tangan untuk Susi Tak Pernah Sepi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com