Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Susi: Patriotisme Itu Nirpamrih!

Kompas.com - 13/01/2015, 09:34 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menggelar pertemuan koordinasi dengan nakhoda dan perwira pengawas kapal, Selasa (13/1/2015). Dalam kesempatan tersebut, Susi mengatakan akan memperjuangkan tambahan remunerasi sebesar 70 persen bagi mereka.

Susi mengatakan, dia yang datang dari kalangan pebisnis swasta mengerti betul bahwa gaji pegawai negeri tidak seberapa besar. Oleh karena beban yang ditanggung nakhoda dan perwira pengawas nelayan, Susi mengatakan akan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Namun begitu, Susi juga meminta nakhoda dan perwira pengawas kapal untuk terus melakukan pengawasan dan menyelamatkan laut Indonesia. "Patriotisme itu nirpamrih. Kita harus melakukan pekerjaan kita sebaik-baiknya. Kalau berhasil, kita perjuangkan remunerasi," ucap Susi.

Susi mengatakan, saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan menjadi sorotan masyarakat sebab kemaritiman adalah visi misi Presiden Joko Widodo. Menurut Susi, salah besar jika aparat yang bertanggung jawab dalam keamanan laut bekerja seenaknya.

Susi mengatakan, apresiasi dari masyarakat diharapkan bisa memberikan dorongan semangat bagi para nakhoda dan perwira pengawas kapal. Dengan semangat itu, Susi yakin akan ada tenaga lebih untuk berlari lebih kencang.

"Kita adalah orang yang dipilih penyelenggara negara. Sepatutnya kita menunjukkan achievement. Dari situ, kita minta remunerasi dikembalikan ke kita. Saya perjuangkan untuk diberikan 70 persen. Tentu perjuangan ini belum selesai. Kalau Bapak-bapak berhasil, paling tidak gaji pegawai negeri naik 50 persen tahun depan," kata Susi.

Baca juga:
Mahalnya Biaya Operasional Patroli Laut...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com