Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Harga Tiket, Jonan Pilih Perpanjang Landasan Pacu daripada Bangun Bandara Baru

Kompas.com - 21/01/2015, 12:45 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menilai, tingginya biaya transportasi udara di wilayah tengah dan timur Indonesia disebabkan ketiadaan sarana dan prasarana peruhubungan yang memadai. Banyak bandara yang masih memiliki landasan pacu (runway) pendek yang hanya bisa diakses oleh pesawat berkapasitas penumpang sedikit. Sehingga, harga tiket pun menjadi mahal.

Jonan, menyampaikan dari 237 bandar udara yang ada di Indonesia hanya 26 bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II. Sebanyak 42 bandar udara dikelola oleh UPP daerah, dan sebanyak 169 bandar udara dikelola oleh Kementerian Perhubungan.

“Yang dikelola Kemenhub ini banyak yang runway-nya pendek, hanya bisa diterbangi pesawat jenis ATR. Jadi, selama lokasinya memungkinkan untuk pengadaan lahan, kita coba perpanjang runway, sampai 2300, sehingga daya angkut lebih banyak harganya pun lebih murah,” kata dia dalam rapat badan anggaran DPR-RI, Jakarta, Rabu (21/1/2015).

Menurut Jonan, tingginya biaya transportasi inilah salah satu faktor yang menyebabkan kesejahteraan masyarakat wilayah tengah dan timur Indoneisa rendah.

“Sudah pendapatannya rendah, biaya transportasinya tinggi. Jadi, daripada terus bangun bandar udara (tapi hanya) runway pendek, tiket malah mahal,”  kata Jonan.

Dalam skenario pembangunan infrastruktur 2015-2019, Jonan menyampaikan usulan Kementerian Perhubungan yakni pembangunan 15 bandar udara bari, pengadaan 20 pesawat perintis, dan pengembangan bandara untuk pelayanan kargo udara di 9 lokasi.

Kementerian Perhubungan dalam APBN 2015 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 44,93 triliun. Kementerian Perhubungan mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp 20,02 triliun dalam APBN Perubahan 2015, sehingga total anggarannya menjadi Rp 64,95 triliun.

baca juga: Jonan: Shinkansen Batal, Dana Digunakan untuk Bangun Kereta di Luar Jawa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com