Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Infrastruktur Perhubungan, Jonan Akan Gunakan Kontraktor Daerah

Kompas.com - 21/01/2015, 13:28 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Maraknya agenda pembangunan infrastruktur yang ada dalam daftar kerja pemerintah membuat Menteri Perhubungan Ignasius Jonan ketar-ketir. Dia pun berseloroh dalam rapat badan anggaran DPR-RI, agar anggota dewan tidak memarahinya jika anggaran tidak terserap 100 persen.

“APBN 2015 ini tantangan paling besarnya belum tentu semua anggaran bisa terserap. Karena semua kementerian digenjot (membangun), Kementerian PU juga, sehingga bisa-bisa rebutan kontraktor, yang mengerjakan bisa tidak ada,” kata Jonan, Rabu (21/1/2015).

Beruntung, kata dia, Kementerian Perhubungan dan kementerian yang berkepentingan dengan percepatan pembangunan infrastruktur telah mendapat arahan dari Presiden Joko Widodo.

“Pak Presiden berpesan, kontraktor dan rekanan bisa dari daerah. Tujuannya juga supaya uangnya tidak kembali ke pusat. Tapi tentu itu (rekanan daerah) kita usahakan supaya tidak melanggar aturan,” lanjut Jonan.

Jonan dalam kesempatan tersebut juga bilang, agar parlemen tidak menyalahkan Kementerian Perhubungan jika anggaran tidak terserap seluruhnya, meskipun seluruh proyek sudah dikerjakan. Pasalnya, kata dia, harga baja – komponen yang banyak digunakan untuk pembangunan infrastruktur – saat ini sudah melorot 50 persen dibanding tahun lalu.

“Sementara anggaran (2015) sudah diperhitungkan dengan asumsi peningkatan 5-10 persen. Padahal ada penghematan karena harga baja murah. Dan saya juga selalu menekankan kepada satker, agar bisa melaksanakan proyek dengan penghematan,” ucap dia.

baca juga: Sofyan Djalil: Uang Pemerintah Saja Tidak Cukup untuk Bangun Infrastruktur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com