"Tahun lalu not so good tapi kalau kita lihat kinerjanya not bad juga," kata Joko di Kantornya, Jakarta, Jum'at (30/1/2015).
Ia mengatakan harga rata-rata crude palm oil (CPO) mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. "Harga rata-rata CPO hanya mampu bertengger di 818,2 dollar AS per metric ton. Di mana turun 2,8 persen dibanding tahun lalu sebesar 841,71 dollar AS," kata Joko.
Meskipun begitu, kata dia, total ekspor CPO dan turunannya mengalami kenaikan hingga 2,5 persen dibandingkan tahun lalu. "Ekspor 2014 masih bagus, Tahun lalu itu 21,7 juta ton, naik sekitar 2,5 persen dari tahun lalu yang cuma 21,2 juta ton," kata Joko.
Nilai nilai ekspor ekspor CPO dan turunannya tahun 2014 mencapai 19,35 miliar dollar AS naik tipis dari tahun sebelumnya yang 12,23 miliar dollar AS. Adapun untuk tahun ini, ekspor diperkirakan bisa mencapai 20 miliar dollar AS.
Joko menyebutkan, tahun 2014 negara-negara importir terbesar seperti Tiongkok dan India mengalami penurunan permintaan. "Turunnya ekspor ke India dan China (Tiongkok) disebabkan melambatnya pertumbuhan ekonomi. India turun 17 persen dibanding tahun lalu, China turun 9 persen," kata Joko.
Tetapi, kata dia, penurunan tersebut diselamatkan oleh permintaan minyak kelapa sawit yang tinggi dari timur tengah dan uni eropa. "Uni eropa naik 3 persen volume ekspornya. Ke Pakistan naik signifikan sebesar 84 persen walau volumenya belum sebesar Tiongkok," jelas Joko.