Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Kelayakan Proton

Kompas.com - 08/02/2015, 15:01 WIB


BANDAR SERI BEGAWAN, KOMPAS
- Persaingan industri otomotif tak mudah bagi perusahaan baru yang ingin membuka pabrik di Indonesia. Tantangan inilah yang harus dipahami Proton Holding Berhad, produsen mobil Proton asal Malaysia, jika serius ingin membangun industri.

Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, saat ditanya di sela-sela kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo di Malaysia dan Brunei, Sabtu (7/2/2015), mengatakan, kelangsungan bisnis Proton di Indonesia tergantung dari hasil studi kelayakan yang dilakukan pemerintah.

"Studi kelayakan itu akan menentukan keputusan rencana investasinya di Indonesia. Banyak pertimbangan, salah satunya terkait persaingan industri otomotif yang ada," ujar Sofyan, sebagaimana dilaporkan wartawan Kompas, Andy Riza Hidayat.

Rencana ekspansi industri otomotif Proton ke Indonesia ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara Chief Executive Officer (CEO) PT Adiperkasa Citra Lestari dan Proton Holdings Berhad, di Kuala Lumpur, Jumat lalu. Penandatanganan disaksikan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak. "Presiden hanya ikut menyaksikan. Yang bekerja sama adalah swasta Malaysia dan Indonesia," kata Sofyan.

Seusai menyaksikan penandatanganan, Najib meminta dukungan Indonesia menjadikan Proton sebagai mobil resmi negara-negara anggota ASEAN. Namun, dalam pernyataan bersama dengan Najib, di Kantor PM Malaysia, Jokowi tak secara eksplisit menyatakan dukungannya.
Transfer teknologi

Pemerintah Indonesia, tambah Sofyan, mendukung rencana masuknya Proton seperti juga mendorong masuknya investasi asing lainnya untuk menggerakan perekonomian di Indonesia. "Oleh sebab itu, masuknya Proton tak perlu dibuat polemik. Secara positif, masuknya Proton bisa menjadi kesempatan kita untuk transfer teknologi sebelum mengembangkan industri mobil nasional secara serius," ujarnya.

Lebih jauh, Sofyan menjelaskan, menurut informasi yang diterimanya dari CEO PT Adiperkasa Citra Lestari AM Hendropriyono, Proton Holdings Berhad berencana mendirikan pabrik mobil di Bekasi, Jawa Barat. Perusahaannya sudah memiliki tanah.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Suryo B Sulisto menilai, masuknya Proton sebagai hal wajar. Hal itu karena Malaysia membidik pasar ASEAN. Malaysia kebetulan menjadi Ketua ASEAN.

Secara terpisah, Direktur Populi Center Nico Harjanto, dalam diskusi di Jakarta, mengkritik kerja sama Proton yang digagas orang dekat Presiden Joko Widodo. Ahli komunikasi politik Effendi Gazali mengatakan, kerja sama dengan Proton dinilai tidak tepat waktu karena adanya iklan di Malaysia yang isinya memecat buruh Indonesia. (AMR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, KemenKopUKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, KemenKopUKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Whats New
RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

Whats New
KAI Properti Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Cek Posisi dan Syaratnya

KAI Properti Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com