Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobnas Bukan Prioritas, Jokowi Diminta Benahi Lalu Lintas Jakarta

Kompas.com - 09/02/2015, 14:07 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Isu pengembangan mobil nasional kembali mencuat setelah adanya MoU antara produsen mobil asal Malaysia, Proton, dan PT Adiperkasa Citra Lestari (Adiperkasa) di Kuala Lumpur, beberapa waktu lalu.

Bahkan, Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menyaksikan bersama kesepakatan itu. Namun, menurut ekonom Didik J Rachbini, pengembangan mobil nasional bukanlah prioritas utama pembangunan saat ini. Bahkan, kata dia, Presiden Jokowi lebih baik membenahi Jakarta agar tak menjadi kota termacet di dunia.

"Nah itu lagi kan (Jakarta kota termacet di dunia), kerjaan yang mesti dikerjakan. Kan Pak Jokowi kalau jadi Presiden (dulu bilang) mau benahi Jakarta, termasuk macet," ujar Didik saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Minggu (8/2/2015) malam.

Selain itu, prioritas utama yang harus dilakukan Jokowi saat ini adalah membangkitkan ekonomi Indonesia yang loyo. Bahkan, yang membuat Didik heran, biasanya nilai tukar rupiah selalu baik dalam masa awal pemerintahan baru di Indonesia. Namun, hal itu kali ini tak terjadi.

"Prioritas kita membereskan ekonomi kita ini yang ambles gak bangkit-bangkit. tapi sekarang hancur-hancuran. Neraca peradangan ngos-ngosan, neraca berjalan juga warisan dulu tak boleh dilestarikan," kata dia.

Oleh karena itu, Didik menyarankan agar pemerintah lebih baik mengerjakan berbagai prioritas utama tersebut. Menurut dia, jangan sampai pemerintah lalai dengan tidak serius mengurusi hal-hal yang penting yang membutuhkan penyelesaian cepat. "Biasanya pemerintahan baru itu rupiah bagus, sekarang 'empot-empotan'. Pemerintah ini, yang utama enggak diurusin, yang tidak serius malah diurusin," ucap Didik.

Sebagai informasi, Castrol Magnatec mengeluarkan survei data indeks stop-start yang dibuat berdasarkan data pengguna Navigasi Tom Tom, mesin GPS, untuk menghitung jumlah berhenti dan jalan yang dibuat setiap kilometer. Jumlah itu lalu dikalikan dengan jarak rata-rata yang ditempuh setiap tahun. Hasilnya, Jakarta menjadi kota terburuk dalam kemacetan arus lalu lintas di dunia, dengan rata-rata terdapat 33.240 kali proses berhenti di jalan per tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com