Hal ini menyusul beberapa kritikan baik dari masyarakat maupun ekonom yang mengatakan bahwa langkah kerja sama ini tidak tepat.
"Nah tetapi kalau dilihat pengembangan mobil nasional (mobnas) secara keseluruhan, sebenarnya industri otomotif tidak perlu terlalu khawatir, pemahaman mobnas inilah yang menurut saya perlu diluruskan," jelas Franky, di Kantornya, Jakarta, Senin (9/2/2015).
Menurut dia, masyarakat perlu menitik beratkan pada muatan lokal dibandingkan brandingnya, yang mana adalah Proton. "Harus melihat bukan branding tapi kandungan lokalnya. Pengalaman LCGC, komponen lokal sudah 90 persen, desain sudah dari anak bangsa, bagaimana menempatkan isu secara proposional," kata Franky.
Ia menambahkan, Proton belum tercatat berinvestasi dalam industri manufaktur di Indonesia. "Kalau Proton memang untuk investasi membangun manufaktur tidak tercatat. Adanya memang lebih kepada distribusi, mungkin memasukkan dan memasarkan, Hanya dalam koridor itu saja," kata Franky.
Soal, PT Adiperkasa Citra Lestari, Franky mengatakan, tidak ada arahan dari Presiden Jokowi untuk perusahaan tertentu. "Presiden tidak pernah mengarahkan satu perusahaan pun dan belum pernah mengarahkan arahan investasi di dunia otomotif. Yang diberikan arahan bagaimana investasi meningkat, bagaimana debottlenecking, yang penting perizinan," jawab Franky.
baca juga: DPR: Bukan Malaysia Pilihannya, "Bro"...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.