Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proton "Keukeuh" Sebut Mobil Nasional, Ini Tanggapan Pemerintah

Kompas.com - 11/02/2015, 10:32 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah telah membantah adanya kerja sama dengan Proton untuk mengembangkan industri mobil nasional di Indonesia. Namun, perusahaan otomotif dari Malaysia itu masih tetap menggunakan istilah "mobil nasional Indonesia" dalam pernyataan tertulis yang dibuat. Apa tanggapan pemerintah atas hal ini?

Menteri Perindustrian Saleh Husin menilai pernyataan itu dibuat Proton karena berusaha mengambil kesempatan untuk benar-benar bisa menggarap industri mobil nasional di Indonesia. "Namanya juga usaha," seloroh Saleh di Jakarta, Rabu (11/2/2015).

Saleh mengungkapkan, meski secara tidak langsung "didekati" Proton sehingga Indonesia benar-benar merealisasikan mobil nasional, saat ini pemerintah belum akan mengalokasikan anggaran negara untuk program itu. Dengan demikian, kerja sama Proton dengan Adiperkasa Citra Lestari milik AM Hendropriyono pun murni perjanjian antara pihak swasta.

Saleh berharap agar kerja sama kedua perusahaan itu bisa ditindaklanjuti dengan pendirian pabrik di Indonesia. "Saat ini mereka masih feasibility study, kalau layak, mereka lanjut dengan daftar investasi di sini. Setelah itu, seharusnya buat pabrik," kata dia.

Terkait dengan rencana pengembangan mobil nasional seperti yang sempat dipopulerkan Presiden Joko Widodo saat masih menjadi Wali Kota, Saleh mengaku membuat industri otomotif tidaklah mudah. Industri yang sangat padat modal ini membutuhkan banyak biaya dan kepastian pasar dan produk yang mencapai puluhan tahun.

Dengan kondisi itu, Saleh mengatakan, yang terpenting saat ini adalah meningkatkan komponen dalam negeri dari industri otomotif yang sudah ada. "Apalah arti mobil nasional. Yang penting kan ada komponen lokalnya, dengan ada kandungan lokal tentu ada nilai tambah industri di daerah, bisa ciptakan lapangan kerja itu penting. Sekarang Daihatsu LCGC itu TKDN-nya sudah 86 persen," papar Saleh.

Proton dan mobil nasional
Di tengah kesimpangsiuran informasi, perusahaan induk dari Proton Malaysia mengumumkan bahwa telah ada penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL). Dalam pengumuman resmi yang dicantumkan di situs resminya, corporate.proton.com, dikatakan, kerja sama itu ialah untuk mengembangkan mobil nasional Indonesia.

"Proton Holdings Berhad ("PROTON") today announced the signing of a Memorandum of Understanding (MoU) with PT. Adiperkasa Citra Lestari ("PT ACL") to establish cooperation ties between Malaysia and Indonesia ("Parties") in relation to the development and manufacturing of Indonesia National Car," tulis siaran pers di situs tersebut tertanggal 9 Februari 2015.

Dikatakan siaran pers itu, MoU kerja sama antara perusahaan ACL yang dipimpin oleh AM Hendropriyono tersebut memang untuk pengembangan dan perakitan mobil nasional Indonesia. Namun, pernyataan itu langsung dibantah pemerintah.

Baca juga: Proton Malaysia Akui Kerja Sama untuk Mobil Nasional Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com