Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Waspadai Lambatnya Perekonomian Tiongkok

Kompas.com - 11/02/2015, 14:21 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis


DENPASAR,KOMPAS.com - Perlambatan ekonomi Tiongkok berpengaruh besar pada perdagangan global. Sampai saat ini, Tiongkok merupakan sentra manufaktur global akan berdampak pada Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, Hendar, saat menghadri acara Penandatanganan SK TPID di kantor BI Denpasar.

“Di tengah masih belum berimbangnya kinerja ekonomi negara maju, Tiongkok sebagai salah satu penompang ekonomi global tumbuh melambat dan berdampak besar ke perdagangan dunia,” kata Hendar, Denpasar, Bali, Rabu (11/2/2015).

Hendar juga menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia menghadapi tantangan. Dari sisi global terdapat divergensi arah pemulihan ekonomi. Amerika Serikat sebagai lokomotif ekonomi dunia terus menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang konsisten, sedangkan perekonomian di kawasan Eropa dan Jepang masih terbilang rapuh.

“Bagi perekonomian nasional, kondisi ini kurang menguntungkan. Ekspor kita menurun tajam karena melemahnya permintaan dari negara mitra dagang utama dan menurunnya harga komoditas ekspor,” tambahnya.

Dia juga menambahkan, sebagai respon ketidakpastian ekonomi global dan dinamika nasional, Bank Indonesia telah menetapkan kebijakan moneter yang ketat sejak pertengahan 2013. Menurut Hendar, kebijakan ini penting untuk memitigasi dampak lanjutan kenaikan harga BBM, memelihara keyakinan pasar untuk menekan defisit transaksi berjalan.

“Selain kebijakan suku bunga, Bank Indonesia juga menempuh kebijakan nilai tukar yang menfokuskan pada upaya untuk menurunkan defisit transaksi berjalan dengan cara mengarahkan pergerakan nilai tukar agar berjalan dengan kondisi fundamental,” tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com