Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SKK Migas Gusar jika "Cost Recovery" Diturunkan Nilainya

Kompas.com - 11/02/2015, 17:24 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi khawatir jika cost recovery hanya disepakati 14 miliar dollar AS, atau lebih rendah dari usulan awal sebesar 16,5 miliar dollar AS.

"Dari exercise memang agak mengkhawatirkan. Tapi Banggar putuskan 14 miliar dollar AS. Kami khawatir kalau lebih rendah, bakal terkena ke lifting," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR-RI, Jakarta, Rabu (11/2/2015).

Selain itu, pihaknya juga khawatir biaya operasi minyak dan gas bumi (migas) yang ditagihkan ke negara akan digeser di tahun anggaran berikutnya. Berdasarkan angka total rencana kerja, SKK Migas telah menyusun sejumlah skenario cost recovery dari 13 miliar dollar AS hingga 16,5 miliar dollar AS.

Dia mengatakan, dengan cost recovery 14 miliar dollar AS, maka pendapatan negara bisa mencapai sebesar 14,99 miliar dollar AS. Sementara itu, jika cost recovery 16,5 miliar dollar AS maka penerimaan negara dari migas sebesar 13,2 miliar dollar AS. Amien dalam rapat tersebut mengatakan, pihaknya berupaya agar cost recovery yang rendah tidak banyak mempengaruhi lifting migas.

Banggar sebelumnya menyepakati lifting minyak sebesar 825.000 barel per hari, sedangkan lifting gas sebesar 1,221 juta barel setara minyak per hari. "Kami ketemu KKKS, agar mereka mengurangi cost tapi tidak kurangi produksi. Kami minta mereka nego ulang ke vendor mana yang bisa turunkan nilai kontrak, serta me-review ulang rencana kerja," ucap Amien.

Pertahankan Produksi

Terpisah, Erwin Maryoto, Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Cepu Ltd. (EMCL) menegaskan, EMCL berkomitmen untuk tidak mengurangi produksi jika cost recovery hanya disepakati 14 miliar dollar AS. Dia bilang, untuk menekan biaya, EMCL selalu akan mencari cara melakukan efisiensi.

"Kita akan selalu berusaha efisien. Semuanya kita lihat. Kita tidak mengurangi hari operasi," kata Erwin, Rabu.

Dia menambahkan, Banyuurip yang pada tahun ini diyakini mencapai puncak produksinya merupakan lapangan cukup efisien. "EMCL juga mengelolanya dengan cukup efisien, sehingga biaya operasionalnya juga efisien. Artinya kita mengembangkan sesuai rencana," lanjut Erwin.

Tahun ini, lapangan di Blok Cepu itu diyakini mampu mencapai puncak produksi 165.000 barel per hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com