"Penutupan BPR yang banyak itu masih wajar karena jumlahnya yang hampir 1.800 bank dan memang masih dalam tahap konsolidasi," jelas Kartika dalam acara Temu Media LPS, di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Rabu (11/2/2015).
Menurutnya alasan likuidasi BPR lebih disebabkan kepada mismanagement. Pasalnya, kata dia, dari segi permodalan bank-bank tersebut masih kuat. "BPR bermasalah bukan karena gejala ekonomi, tapi sebagian besar karena isu internal seperti mismanagement," jelas Kartika.
BPR yang ditutup antara lain, BPR Bungo Mandiri di Jambi dan BPR Koperasi Jawa Barat. Sementara itu untuk Bank Umum dirinya mengatakan beberapa bank memang kinerjanya menurun dan masuk ke dalam bank dengan perhatian khusus.
"Bank Umum kita tidak harapkan, beberapa bank memang kinerjanya menurun, tapi masih bisa bertahan dari modal dan komitmen pemegang sahamnya. Walau persaingan perbankan masih ketat, suku bunga naik, cost of fund meningkat, margin turun," kata Kartika.
Meskipun begitu menurutnya, bank-bank tersebut masih perlu diawasi, jikalau nantinya ada external shock. "Tapi mesti diawasi juga kalau ada external shock saja, likuiditas shock," jelas Kartika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.