Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Singapura Ini Jadi Miliarder karena Toilet

Kompas.com - 12/02/2015, 17:25 WIB


"... Kalau seandainya kita setiap kali melihat terang, maka hidup kita akan terus terang …" Agung Adi Prasetyo, CEO Kompas Gramedia.

KOMPAS.com
 — Ada sebuah kisah tentang seorang warga Singapura yang bernama Jack Shiem. Ketika dia dengan sadar melihat kondisi dirinya sebagai orang paling bodoh di seluruh dunia, tidak memiliki kemampuan apa pun, Jack Shiem saat itu melihat bahwa peluang yang paling cocok buat dirinya adalah menjadi seorang pembersih toilet.

Karena pandangan itu, dia lalu mendirikan sebuah perusahaan pembersih toilet di Singapura. Saat itu, banyak yang melihat bahwa pekerjaan sebagai pembersih WC adalah jorok dan menjijikkan sehingga tak ada satu pun perusahaan yang masuk ke bisnis ini. Karena tak ada pesaing, perusahaan Jack Shiem pun berkembang luar biasa cepat.
 
Alhasil, saat ini dia sukses dengan perusahaan pembersih WC pertama di Singapura. Setelah perusahaan berkembang besar, Jack Shiem memilih untuk mengundurkan diri dan mengurus dunia sosial dengan mendirikan Asosiasi Toilet di Singapura, bahkan dunia. Dia juga mendirikan sekolah toilet.

Pada akhirnya, Jack Shiem sukses dengan pandangan awalnya ketika melihat keterbatasan dirinya. Apakah Jack Shiem termasuk orang bodoh?

Menurut saya, Jack Shiem adalah orang yang cerdas dan tahu tentang bagaimana harus memulai sesuatu, dan orang paling mengerti bagaimana dia mengembangkan potensi dari "kebodohannya" itu.

Meski dalam hidup ini kita menemukan tantangan, sebaiknya haruskan diri untuk mencoba "berdamai dengan waktu". Saya selalu berusaha berdamai dengan waktu, memberikan kesempatan kepada diri sendiri untuk bisa melihat dengan benar, apa yang terjadi, apa masalahnya, kemudian bagaimana solusinya.

Optimis atau pesimis, kembali lagi pada bagaimana cara kita memandang setiap persoalan. Perlu sesekali waktu kita belajar melihat ke bawah. Sebab, mungkin saja di bawah, selain kita berpotensi selamat, juga ada peluang rezeki yang mungkin terlewatkan.

Terkadang kita memandang sesuatu dengan membandingkan dengan yang di atas sehingga yang terjadi adalah penyesalan pada diri sendiri, menangisi diri sendiri, merenungi ketidakmampuan kita sehingga tanpa sadar masih begitu banyak potensi diri yang belum dikembangkan.

Jadi, bangunlah sudut pandang kita dengan dengan hal-hal yang positif untuk menghidupkan optimisme.

"Orang optimis dan orang pesimis dianalogikan seperti kue donat, yang optimis dapat kuenya, sebaliknya orang pesimis hanya akan dapat bolongnya …" Chairul Tanjung.


                                                     ***


Simak kisah-kisah inspiratif lainnya dalam Smart Enlightening People bersama Agung Adiprasetyo (CEO Kompas Gramedia), Kamis, 12 Februari 2015, pukul 07.00 malam di SmartFM dan Sonora Network.

Smart Enlightening People bersama Agung Adiprasetyo selalu mengangkat tema-tema "humanis" yang mencerahkan. Ringan, tetapi menyentuh dan penuh makna.

SmartFM dan Sonora Network adalah jaringan radio di bawah Kompas Gramedia.

Sharing & interaktif via:

SMS : 0812-11-12-959
Telp : 021-398-33-777/888
Mention Twitter @radiosmartfm


Broadcasting
:

Di-relay di semua jaringan SmartFM dan Sonora Network:
1. Jakarta: 95.9 - SmartFM & Sonora 92.0
2. Manado: 101.2 - SmartFM
3. Makasar: 101.1 - SmartFM
4. Banjarmasin: 101.1 - SmartFM
5. Balikpapan: 97.8 - SmartFM
6. Pontianak: 96.7 - Sonora FM
7. Bali: 98.9 - Bali FM
8. Surabaya: 88.9 - SmartFM
9. Malang: 102.1 - Kalimaya Bhaskara
10. Solo: 98.8 - Ria FM
11. Yogyakarta: 102.1 - Eltira FM
12. Semarang: 98.9 – Sonora FM
13. Purwokerto: 99.8 – Sonora FM
14. Cirebon: 90.8 - DB FM
15. Bandung: 93.3 - Sonora FM
16. Lampung: 96.0 – Sonora FM
17. Bangka: 101.1 - Sonora FM
18. Palembang: 101.8 - SmartFM
19. Medan: 101.8 - SmartFM
20. Aceh: 90.2 – Serambi FM
21. Padang: 90.0 - Pronews
Indovision CH. 507, Android & Blackberry via Google Play

"Mari hidupkan semangat Anda dan semangati hidup Anda."

(Silvana Dunggio - Smartfm Makassar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com