Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberapa Catatan Titiek Soeharto untuk Menteri Susi

Kompas.com - 12/02/2015, 18:56 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam 100 hari pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla banyak dinilai positif. Bahkan, dengan berbagai gerakannya, Susi membuat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendapatkan perhatian besar publik.

Namun, kinerja Susi itu tak selalu dinilai positif. Menurut Anggota Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto banyak kebijakan Susi yang tidak memperhatikan semua stakeholder  atau pemangku kepentingan di sektor kelautan dan perikanan, salah satunya pengusaha. Ia pun memberikan beberapa catatan kepada kinerja Susi. "Kalau bikin peraturan itu mbok asosiasi diajak ngomong dulu gitu, supaya enggak nabrak-nabrak nanti diperlakukan, di sana jadi sengsara gitu," ujar Titiek di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (12/2/2015).

Menurut dia, mendengarkan seluruh stakeholder kelautan dan perikanan sangatlah penting bagi pemerintah. Pasalnya, hal itu bisa meminimalisasi adanya kebijakan yang tak sesuai dengan kepentingan sektor tersebut.

Catatan lainnya dari Titiek yaitu permasalahan sosialisasi kebijakan. Sebenarnya kata dia, kebijakan Susi sudah cukup baik. Sayangnya, kebijakan itu tak mampu disosialisasikan dengan baik oleh Susi. "Lihat itu Kementerian Perdagangan ada aturan pelarangan jual minuman alkohol (di minimarket) tapi itu berlaku tiga bulan lagi supaya ada tenggat waktu," kata dia.

Sebelumnya, Titiek juga mengkritik lantaran Susi ingin tak menyelesaikan tugasnya sebagai menteri secara penuh lima tahun. Bahkan ia juga mengingatkan Susi bahwa saat dilantik menjadi menteri, Susi sudah bersumpah akan bekerja sebaik-baiknya. "Gak ada itu ceritanya ah capek udah ah gitu, ya gak bisa, kamu (Susi) itu sudah bersumpah diawal-awal itu kan untuk menyeselesaikan masa kerja (lima tahun)," kata Politisi Golkar itu.

Lebih lanjut kata Titiek, saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Susi juga sering mengatakan kata "capek"  saat bekerja menjadi menteri. Bahkan, kata dia, bertugas sebagai menteri tak boleh sepotong-potong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com