Indeks S&P 500 berakhir menguat dan mencapai rekor tertinggi pada tahun ini di 2.096,99 setelah menguat 41,52 poin (2,02 persen).
Indeks Dow Jones Industrial Average juga menguat serta menembus level psikologis 18.000 pada tahun ini, tepatnya pada 18.019,35, atau naik 195,06 poin (1,09 persen). Sementara itu indeks teknologi Nasdaq Composite Index bertambah 149,44 poin (3,15 persen) di posisi 4893,84.
"Saat investor menyadari bahwa pasar kemungkinan bakal menguat, saya tidak berpikir bahwa ada masalah krisis di sana," ujar Jack Ablin, chief investment officer pada BMO Private Bank sebagaimana dikutip AFP, Sabtu (14/2/2015).
Kenaikan bursa saham AS mengesampingkan data perekonomian negara tersebut, utamanya penjualan ritel yang mengecewakan pada bulan Januari yang tercatat turun 0,8 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Dalam hal ini, investor lebih banyak memfokuskan diri pada isu harga minyak yang menguat dalam pekan ini. Di pasar AS, harga komoditas tersebut ditutup di atas 50 dollar AS per barel. Investor juga optimistis mengenai pembicaraan damai antara Ukraina dan pemberontak pro Rusia.
"Investor juga percaya bahwa meski Yunani akan lepas dari Uni Eropa, hal itu bukanlah sebuah akhir dunia. Faktanya, katalis perekonomian tetap tumbuh," lanjut Ablin.