"Kita sudah masuk dalam ABIF yang sudah ditandatangani oleh 10 gubernur bank sentral. Jadi sekarang masih dalam proses implementasi. Kerjasama ini membuka peluang bank-bank domestik untuk membuka cabang di 9 negara ASEAN lainnya," jelas Mulya Dalam acara Economy & Business Outlook 2015 : Menciptakan Optimisme dan Peluang di Tengah Ketatnya Persaingan Regional, di Ritz-Carlton Hotel Pacific Place, Jakarta, Senin (16/2/2015).
Ia menjelaskan, dengan adanya perjanjian ini, Indonesia tidak perlu khawatir dengan serbuan bank-bank asing dalam penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun ini.
"Ibaratnya kalau dia sudah 3-0 dia kirim lagi 1 lagi jadi 4-0 itu tidak bisa, harus 3-3 dulu. Kita buka dulu 3 di negaranya, baru dia bisa buka satu lagi di sini. Sehingga kekhawatiran kita akan diserbu bank-bank asing dari ASEAN tidak akan terjadi karena sudah di atur dalam ABIF Guidelines," jelas Mulya.
Ia menambahkan, saat ini keberhasilan perjanjian ini ada di tangan bank-bank domestik. Apakah ingin menggunakan jalur ABIF atau tidak. "Sekarang jalannya sudah ada tinggal bank-bank kita mau atau tidak. Umumnya baru bank-bank besar (buku 4) yang mengajukan dan dalam proses. Yang jelas baru bank-bank BUMN. Dari sisi regulasi OJK sudah amankan, tinggal bank-banknya," kata Mulya.
Ditekennya kerjasama ini, menurut dia dikarenakan permintaan dari bank-bank domestik sendiri untuk difasilitasi dari segi regulasi. "Tidak hanya bank-bank besar saja kok, asal dia bagus, dia akan berangkat ke sana. Kendala bank-bank dulu katanya regulasi, sekarang sudah ada. Jadi kalau kenapa masih belum jalan, tanya banknya, tanya pemerintah, suntik dong modal," kata Mulya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.