Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KKP Dorong Penciptaan Mata Pencarian Baru

Kompas.com - 16/02/2015, 15:39 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sjarief Widjaja mengatakan, ke depan pemerintah akan mendorong munculnya mata pencarian lain selain menangkap ikan di wilayah-wilayah potensial. Tujuannya, kata dia, bukan hanya untuk penerimaan negara, melainkan untuk menjaga kelestarian (sustainability) wilayah perairan laut.

"Ekosistem kita dorong untuk menciptakan mata pencarian baru, sport, tourism, fotografi. Melihat tempat yang indah bukan untuk penerimaan negara, tapi untuk sustainability," kata Sjarief dalam Lokakarya Nasional Pengelolaan Kawasan Konservasi, Senin (16/2/2015).

"Misalnya untuk melihat Raja Ampat, tempat yang indah. Memang harus mahal, tapi itu untuk sustainability, menjaga keindahan dan kelestarian di sana," lanjut Sjarief.

Sjarief dalam kesempatan tersebut menjadi pembicara kunci, menggantikan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang absen lantaran masih mengikuti sidang kabinet terbatas.

Sjarief menjelaskan kepada para peserta lokakarya, Presiden Joko Widodo berkali-kali menegaskan bahwa laut adalah masa depan bangsa. Kunci pertama untuk mewujudkan tersebut adalah semua pihak harus yakin bahwa laut adalah milik Indonesia. Oleh karenanya, wajib bagi masyarakat untuk tahu bagaimana mengelolanya. "Dikuasai negara kata kuncinya adalah sovereignty (kedaulatan)," kata Sjarief.

Kunci kedua lautan sebagai masa depan adalah keberanjutan atau sustainability. Sementara itu, paradigma ketiga adalah kesejahteraan rakyat. "Apa betul kita menangkap ikan untuk kesejahteraan rakyat kita? Penggunaan alat-alat modern mematikan sebagian profesi. Mereka berpindah jadi tukang ojek karena tidak mampu bersaing, tergilas dengan modernitas," kata Sjarief.

Untuk diketahui, pemerintah menargetkan luas wilayah konservasi pada 2020 mencapai 20 juta hektar. Saat ini luas wilayah konservasi sekitar 16,4 juta hektar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com