Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumitomo Grup Kuasai BTPN

Kompas.com - 20/02/2015, 09:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Hubungan Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dengan investor asal Jepang semakin mesra. Jejalinan BTPN dengan Sumitomo semakin erat pasca Summit Global Capital Management B.V atau SGCM membeli 17,5 persen saham BTPN.

Pasca transaksi ini, Summit menguasai 20 persen saham BTPN. Mengutip keterbukaan BTPN kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), pembelian saham terjadi melalui transaksi tutup sendiri (crossing) sebesar 1,022 miliar, Rabu lalu (18/2/2015).

SGCM membeli saham BTPN di harga Rp 5.800 per saham, atau total senilai Rp 5,92 triliun. Siapa SGCM? Perusahaan ini merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan konglomerasi Sumitomo Corporation. Sosok Sumitomo tidak asing di tubuh BTPN. Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) menjadi pemegang saham BPTN di Mei 2013.

Hingga akhirnya SMBC menjadi pemegang saham pengendali pada Maret 2014. Kesamaan nama Sumitomo juga bukan cuma kebetulan. Situs resmi Sumitomo Group Public Affairs Committee menyatakan, SMBC dan Sumitomo Corporation terafiliasi dengan Sumitomo Group.

Dengan kata lain, jika ditotal, dua entitas Sumitomo ini menguasai 60 persen saham BTPN. Padahal, aturan main yang berlaku, investor asing hanya boleh mengempit maksimal 40 persen saham bank lokal.

Tapi, PBI No. 14/8/PBI/2012 tentang Kepemilikan saham bank Umum menyatakan, asing boleh menguasai lebih dari 40 persen saham asal memenuhi persyaratan kesehatan bank. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku belum menerima laporan resmi pembelian saham BTPN oleh SGCM. "Kalau sudah ada laporan resmi, kami akan telusuri seperti apa kaitan kepemilikan itu," ujar Nelson Tampubolon, Dewan Komisioner OJK Bidang Perbankan, Kamis (19/2/2015).

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan BTPN Anika Faisal, mengatakan, pihaknya akan segera melaporkan pembelian saham ke OJK. "Sepanjang sepengetahuan kami, tidak ada keterkaitan antara Sumitomo Corp dan SMBC," ujar dia.

Yang pasti, TPG Nusantara Sarl (TPG) mengalap untung dari Sumitomo. Saat membeli 71 persen saham BTPN pada 2008, TPG cuma mengeluarkan 195 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,85 triliun dengan kurs saat itu. Saat dijual, TPG meraup Rp 15,18 triliun dari SMBC dan Rp 5,92 triliun dari SGCM.

Total TPG meraup Rp 21,1 triliun atau untung lebih dari 10 kali lipat dalam waktu tujuh tahun. TPG juga masih memiliki 8,38 persen saham BTPN senilai sekitar Rp 1,98 triliun dengan asumsi harga saham BTPN, Rabu (18/2/2015), senilai Rp 4.060 per saham. (Dea Chadiza Syafina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com