Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abai pada Lima Fakta Ini, Perekonomian Venezuela di Posisi Buncit

Kompas.com - 23/02/2015, 17:53 WIB


KOMPAS.com - Hingga akhir tahun ini, perekonomian Venezuela bakal menduduki posisi buncit di dunia. Syaratnya, pemerintah Venezuela abai pada lima fakta ini.

Dalam wartanya pada Senin (23/2/2015), laman cnn.com memaparkan fakta bahwa inflasi di Venezuela menyentuh angka 68 persen. Raihan itu merupakan yang terburuk di seantero dunia. Selain Venezuela, ada Sudan dan Iran yang tingkat inflasinya rerata sama.

Lantaran tingkat inflasi itu, dua perusahaan Amerika Serikat, Ford dan Pepsi kehilangan keuntungan di Venezuela. Tak cuma itu, maskapai-maskapai penerbangan AS juga kian mengurangi penerbangan destinasi menuju Caracas, ibu kota Venezuela. Sementara, maskapai penerbangan Eropa justru sudah menghentikan penerbangan ke Venezuela.

Inflasi itu sejatinya merupakan dampak yang nyata terlihat dan terasa di Venezuela. Pemicunya adalah lima hal di bawah ini. Pertama, Venezuela makin tak stabil dari segi politik. Pasalnya, pemerintahan Presiden Nicolas Maduro yang menggantikan mendiang Hugo Chavez kian otoriter.

Bulan ini, pemerintah mengambil-alih jaringan supermarket negeri itu, Dia Dia. Pemerintahan Maduro menuding supermarket itu menimbun bahan kebutuhan pokok. Pemilik supermarket tersebut, Jose Vicente Aguerrevere sudah menyangkal tudingan tersebut.

Impor dan utang

LEO RAMIREZ / AFP Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.

Presiden Maduro juga menjebloskan ke penjara Wali Kota Caracas Antonio Ledezma hanya karena sosok itu mengkritik kebijakan pemerintah. Selain Ledezma, ada tokoh Leopoldo Lopez yang juga menjadi oposisi Maduro.

Kedua, kenyataan menunjukkan warga Venezuela mesti menanti lama dalam antrean untuk membeli susu, gula, dan tepung terigu. Terjadi kelangkaan bahan-bahan pokok itu hingga ke pelosok negeri. Pasalnya, pemerintah Venezuela tak punya duit untuk membayar impor bahan-bahan itu. Menurut riset lembaga Brookings Institution, 70 persen bahan kebutuhan sehari-hari rakyat Venezuela masih harus diimpor.

Catatan juga menunjukkan, pada Januari silam, restoran waralaba cepat saji McDonald's di Venezuela kehabisan kentang. Pengelola restoran itu lalu menawarkan yucca, sejenis umbi-umbian lokal sebagai ganti bahan baku kentang goreng (french fries).

Ketiga, Venezuela juga terimbas anjloknya harga minyak dunia. Saat ini, harga minyak menyentuh angka 51 dollar AS per barrel. Lantaran itulah, sejak enam bulan silam, separuh dari pendapatan Venezuela tergerus.

Keempat, Venezuela juga mengalami penurunan nilai tukar mata uangnya. Setahun silam, satu dollar AS sama nilainya dengan 88 bolivar Venezuela. Kini, sedollar AS malahan harus ditebus dengan 190 bolivar Venezuela. Catatan, nilai tukar itu malahan ditentukan di pasar gelap, bukan oleh pemerintah.

Kelima, tahun ini saja, Venezuela punya utang 11 miliar dollar AS. Ancaman kebangkrutan Venezuela itu, menurut sementara pengamat sejatinya sudah muncul pada Oktober 2014 silam. Kala itu, Venezuela gagal membayar utang yang mencapai 5 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com