"Buah manggis itu penting diperhatikan daun kupingnya. Kalau rusak asing melihatnya tidak segar lagi. Padahal itu karena kita (petani) melempar buah-buah itu sehingga rusak daunnya, sedang di Thailand disusun rapih. Maka itu penting adanya kerjasama lebih antara pemerintah dengan eksportir," kata Junardi dalam acara "Indonesia-Thailand Fruit Business Matching" di Kedutaan Thailand, Jakarta, Selasa (24/2/2015).
Sebelumnya, menurut Direktur Departemen Perdagangan dan Promosi Internasional Thailand, Vilasinee Nonsrichai pekerjaan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tapi diperlukan juga niat dari para pekerjanya, dalam hal ini petani buah.
"Pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa jika pekerjanya (petani) tidak mau mengubah pola pikir yang lebih baik. Dalam hal ini pemerintah menyediakan pengetahuan dan rencana, lalu petani perlu ada keinginan untuk mengembankan dirinya sendiri," kata Vilasinee dalam acara yang sama.
Hal ini diperkuat dengan perkataan Presiden Asosiasi Buah Thailand, Paiboon Wongchotsathit bahwa uang dari pemerintah bukanlah faktor utama dari peningkatan kualitas ekspor buah.
"Uang dari pemerintah Thailand tidaklah banyak untuk sektor ini. Kuncinya adalah pekerjanya (petani) harus punya hati untuk bekerja dan ada kemauan untuk membanggakan negaranya," kata Passakorn.
Selain itu, Passakorn mengatakan inovasi juga menjadi salah satu kunci dari peningkatan kualitas ekspor buah Thailand. Dirinya memberi contoh inovasi terhadap buah durian, yang kini mendunia dengan nama durian monthong Thailand.
"30 tahun lalu enggak ada namanya durian monthong. Itu karena setiap 10 tahun kita inovasi jenis baru dari durian. Untuk itu diperlukan perbaikan kualitas tanah dan airnya. Jika tidak maka kita akan kehilangan kesempatan untuk bersaing," tambah Passakorn.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.