Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buah Manggis Tidak Diminati Asing Gara-gara Kuping Daun Rusak

Kompas.com - 24/02/2015, 17:18 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Hubungan Eksternal Asosiasi Hortikultura Nasional (AHN), Junardi Wigimin menyatakan, pemerintah perlu lebih bekerja sama dengan eksportir dalam proses ekspor buah ke luar negeri. Salah satunya, kata dia adalah buah manggis yang diekspor kerap tidak menarik minat asing karena daun kuping yang rusak.

"Buah manggis itu penting diperhatikan daun kupingnya. Kalau rusak asing melihatnya tidak segar lagi. Padahal itu karena kita (petani) melempar buah-buah itu sehingga rusak daunnya, sedang di Thailand disusun rapih. Maka itu penting adanya kerjasama lebih antara pemerintah dengan eksportir," kata Junardi dalam acara "Indonesia-Thailand Fruit Business Matching" di Kedutaan Thailand, Jakarta, Selasa (24/2/2015).

Sebelumnya, menurut Direktur Departemen Perdagangan dan Promosi Internasional Thailand, Vilasinee Nonsrichai pekerjaan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tapi diperlukan juga niat dari para pekerjanya, dalam hal ini petani buah.

"Pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa jika pekerjanya (petani) tidak mau mengubah pola pikir yang lebih baik. Dalam hal ini pemerintah menyediakan pengetahuan dan rencana, lalu petani perlu ada keinginan untuk mengembankan dirinya sendiri," kata Vilasinee dalam acara yang sama.

Hal ini diperkuat dengan perkataan Presiden Asosiasi Buah Thailand, Paiboon Wongchotsathit bahwa uang dari pemerintah bukanlah faktor utama dari peningkatan kualitas ekspor buah.

"Uang dari pemerintah Thailand tidaklah banyak untuk sektor ini. Kuncinya adalah pekerjanya (petani) harus punya hati untuk bekerja dan ada kemauan untuk membanggakan negaranya," kata Passakorn.

Selain itu, Passakorn mengatakan inovasi juga menjadi salah satu kunci dari peningkatan kualitas ekspor buah Thailand. Dirinya memberi contoh inovasi terhadap buah durian, yang kini mendunia dengan nama durian monthong Thailand.

"30 tahun lalu enggak ada namanya durian monthong. Itu karena setiap 10 tahun kita inovasi jenis baru dari durian. Untuk itu diperlukan perbaikan kualitas tanah dan airnya. Jika tidak maka kita akan kehilangan kesempatan untuk bersaing," tambah Passakorn.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com