Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggap BI Rate Masih Tinggi, Pemerintah Kumpulkan Petinggi Bank Pelat Merah

Kompas.com - 24/02/2015, 18:42 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengumpulkan sejumlah pejabat teras bank-bank pemerintah di Istana Kepresidenan, Selasa (25/2/2015). Isu yang dibahas adalah mengenai suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate yang ditetapkan sebesar 7,5 persen.

Pemerintah ingin meminta pendapat bank-bank nasional soal BI Rate itu lantaran pemerintah melihat suku bunga acuan itu masih terlalu tinggi.

"Presiden ingin mendengar kondisi perbankan kami terutama BUMN. Bagaimana tanggapan perbankan terhadap BI Rate yang turun. Bagaimana di masa depan menurunkan interest rate, karena interest rate kita masih cukup tinggi. Ingin mendengar itu saja," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil usai pertemuan itu, Selasa sore.

Saat ditanyakan apakah langkah pemerintah ini mengindikasikan adanya intervensi pemerintah agar BI menurunkan suku bunganya, Sofyan mengelak. Menurut dia, Bank Indonesia tidak bisa diintervensi dalam membuat setiap kebijakannya.

"Kalau pemerintah ngomong itu bagian dari konsen interest rate secara umum. Tapi kebijakan tetaplah kebijakan BI," ujar dia.

Menurut Sofyan, sebenarnya BI masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunganya karena inflasi yang terkendali. "Inflasi harus tekan, jika bisa di bawah target maka selalu ada ruang bagi BI untuk menyesuaikan interest rate. Jika disesuaikan maka interest (rate) perbankan menyesuaikan juga," ujar Sofyan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), indeks harga konsumen pada Januari 2015 mengalami deflasi sebesar 0,24 persen. Inflasi dari tahun ke tahun tercatat 6,96 persen. Inflasi inti Januari 2015 sebesar 0,61 persen, dan inflasi inti tahun ke tahun sebesar 4,99 persen.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap agar suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate dapat kembali diturunkan. Tingginya BI Rate, menurut JK, menjadi penyebab kinerja investasi melambat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com